Selasa, 28 Februari 2012

Keutamaan Membaca Surat Al_Ikhlash

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّها لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surah al-Ikhlas dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surah ini mengandung nama-nama Allah Y yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, sehingga orang yang membaca dan menghayatinya dengan seksama berarti dia telah mengagungkan dan memuliakan Allah U[2]. Oleh karena itu, dalam hadits shahih lainnya, Rasulullah r ketika mendengar berita tentang seorang shahabat t yang senang membaca surah ini karena sifat-sifat Allah U yang dikandungnya, beliau r bersabda: “Sampaikanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya”[3].
Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadits ini:
- Surah ini dinamakan surah al-Ikhlas karena mengandung tauhid (pengkhususan ibadah kepada Allah I semata-semata), sehingga orang yang membaca dan merenungkannya berarti telah mengikhlaskan agamanya untuk Allah I semata. Atau karena Allah U mengikhlaskan (mengkhususkan) surah ini bagi dari-Nya (hanya berisi nama-nama dan sifat-sifat-Nya) tanpa ada penjelasan lainnya[4].
- Surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an  karena pembahasan/kandungan al-Qur’an terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: tauhid, hukum-hukum syariat Islam dan berita tentang makhluk, sedangkan surah al-Ikhlas berisi pembahasan tauhid[5].
- Makna sabda beliau r: “…sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an” adalah dalam hal ganjaran pahala, dan bukan berarti membacanya tiga kali cukup sebagai pengganti mambaca al-Qur’an[6].
- Hadits ini adalah salah satu dalil yang menunjukkan bahwa al-Qur-an berbeda-beda keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain dan satu surah dengan surah lainnya), jika ditinjau dari segi isi dan kandungannya[7].
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-’Utsaimin berkata: “Pembahasan masalah ini harus diperinci dengan penjelasan berikut: jika ditinjau dari (segi) zat yang mengucapkan/berfirman (dengan al-Qur-an) maka al-Qur-an tidak berbeda-beda keutamaannya, karena zat yang mengucapkannya adalah satu, yaitu Allah U. Adapun jika ditinjau dari (segi) kandungan dan pembahasannya maka al-Qur-an berbeda-beda keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain). Surat al-Ikhlash yang berisi pujian bagi Allah U karena mengandung (penyebutan) nama-nama dan sifat-sifat Allah (tentu) tidak sama dari segi kandungannya dengan surat al-Masad (al-Lahab) yang berisi penjelasan (tentang) keadaan Abu Lahab.
Demikian pula al-Qur-an berbeda-beda keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain) dari segi pengaruhnya (terhadap hati manusia) dan kekuatan/ketinggian uslub (gaya bahasanya). Karena kita dapati di antara ayat-ayat al-Qur-an ada yang pendek tetapi berisi nasehat dan berpengaruh besar bagi hati manusia, sementara kita dapati ayat lain yang jauh lebih panjang, akan tetapi tidak berisi kandungan seperti ayat tadi”[8].
  

Ciri-ciri Orang yang Ikhlas

Ciri-ciri Orang yang Ikhlas
Ibnu Athaillah berkata dalam kitab Al Hikam, “Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan” Bab tentang ikhlas adalah bab yang mutlak dan paling penting untuk dipahami dan diamalkan, karena amal yang akan diterima Allah SWT hanyalah amal yang disertai dengan niat ikhlas. “Tidaklah mereka diperintah kecuali agar berbuat ikhlas kepada Allah dalam menjalankan agama”. Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak ikhlas, tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT, sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar biasa dihadapan Allah SWT bila disertai dengan ikhlas. Tidaklah heran seandainya shalat yang kita kerjakan belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia, karena kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah keikhlasan. Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya :1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa, Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah SWT. 2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata. 3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT. 4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah ikhlas. 5. Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasi Fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan dan penilaian dari keberadaannya dan segala aktivitasnya, namun pengakuan dan penilaian makhluk, baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja itu relatif dan akan senantiasa berubah, banyak orang yang pernah dianggap sebagai pahlawan namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok penjahat yang patut diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah penilaian dan pengakuan dari Allah SWT. Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan. Bahkan orang yang ikhlas bisa membuat iblis (syaitan) tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk menggoda orang ikhlas tersebut. Ingatlah, apapun masalah kita kita janganlah hati kita sampai pada masalah itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya tertambat pada Allah SWt yang Maha Mengetahui akan masalah yang kita hadapi tersebut. Semoga Allah SWT membimbing kita pada jalan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya

Minggu, 19 Februari 2012

Renungan dan kajian kaum beriman (Muslimin)


 Renungan dan kajian kaum beriman (Muslimin)
1 .Wahai orang-orang  yang beriman, sukakah kamu aku tunjukan suatu perniagaan   yang dapat menyelelamatkan kamu dari azab yang pedih? ( Ash Shaff : 10 )
2 .Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta  dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagi kamu jika mengetahuinya. ( Ash Shaff :11 )
3 . Perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh ) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah  adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butur, pada tiap-tiap butir : seratus biji, Allah melipat gandakan ( ganjaran ) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas ( kurnia-Nya ) lagi Maha Mengetahui.( Al-Baqarah : 261 )
4 .Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan  mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. dan Allah mendengar lagi Maha Mengetahui.( At-Taubah : 103 ) 
5 . Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat : sesungguhnya kami kembali( bertaubat ) kepada Engkau. Allah berfirman : “siksa-Ku akan kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami.” 


Tadaru,Khusyu



“Tadaru,Khusyu”
Bahwa do’a itu harus diawali dengan sebutan nama Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagai penutup adab do’a dikemukakan, bahwa do’a itu baru diucapkan sesudah taubat membersihkan diri dari segala perbuatan yang keji.
Adab-adalah do’a ini pernah dibacakan “Imam Ghazali” dalam kitabnya, bahkan “Imam Ghazajali” menekankan kepada yang dinamakan “adab bathin”, yang baginya menjadi pokok sebab diterimanya sesuatu do’a oleh Tuhan. Tuhan hanya menerima do’a-do’a orang-orang yang bersih jiwanya, yang tidak ada hasud dan dengki dalam jiwanya, jika sifat-sifat bathin yang keji itu masih bersarang dalam jiwanya, meskipun badannya bersih, ucapannya jelas, dan air matanya menetes, kebumi, namun do’anya tetap ditolak Tuhan, “Imam Ghazali” untuk menguatkan alasannya mengemukakan sebuah cerita dari bani israil, yang pada suatu ketika kekurangan hujan. Meskipun  Nabi Musa terus berdo’a meminta dicurahkan hujan, tetapi tuhan menyampaikan kepadanya wahyu. Aku tidak memperkenankan do’amu, dan do’a orang-orang yang bersamamu, karena ada diantaranya terdapat tukang fitnah dan dengki hati..***********

Tafakur


Tafakur berarti berkonsentrasi,memusatkan pikiran ke suatu tujuan,untuk mendapatkan suatu jawaban,untuk kepastian yang tidak terjangkau oleh akal …?.
Tafakur berarti teringat , terkenang refleksi atau perenungan tentang sesuatu . Tafakur adalah mengevaluasi diri sendiri serta memahami kebesaran , keindahan dan kemuliaan Allah SWT sambil memohon petunjuk-Nya .
Melakukan Tafakur di malam hari sesuatu shalat tahajud sangat baik dengan mengagungkan nama Allah . Bila pelaksanaan tahajud dan tafakur ini dilakukan dengan sungguh – sungguh , sabar , ikhlas , tidak dibebani urusan dunia , insya Allah akan datang tuntunan baginya dan mendapatkan tempat yang terpuji sebagaimana janji Allah .
Beberapa hal yang dianjurkan untuk direnungkan dalam bertafakur , adalah
1 .Bertafakur tentang ciptaan Allah dan kehidupan alam semesta . Perenungan ini akan mendorong kita mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah yang tidak terbatas dan betapa tiada artinya diri kita dibandingkan dengan kebesaran Allah .
2 .Bertafakur tentang karunia , kemudahan dan nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah .perenungan nikmat Allah , akan mendorong kita selalu mensyukuri dan menyibukan diri dengan ibadah dan amal sholeh sebagai wujud kecintaan kita kepada Allah .
3 .Bertafakur tentang luasnya pengetahuan Allah . perenungan ini akan membuahkan rasa malu dalam diri ketika Allah menemui kita ditempat larangan-Nya atau tidak menjumpai kita ditempat perintahnya .
4 .Bertafakur tentang kefanaan kehidupan dunia dan kekalnya kehidupan akhirat. Pernungan ini akan mendorong sikap Zuhud terhadap dunia dan kecintaan kepada Akhirat.
5 .Bertafakur supaya tidak lalai kepada Allah, akan mendorong kita untuk beribadah, takut meninggalkan perintah dan mengerjakan laranannya.
6 .Bertafakur tentang amal saleh dan perbuatan dosa serta ganjaran / siksa terhadapnya, perenungan ini mendorong kita selalu beramal saleh, berbuat baik dan menghidari perbuatan dosa.
7 .Bertafakur tentang kematian akan mendorong kita selalu beribadah dan berbuat baik sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak.
Kita dilarang melakukan tafakur tentang “ Dzat Allah “, karena bekal benih kesetanan Bertafakur tentang Dzat Allah adalah mustahil Karenna yang fana (Manusia) tidak dapat merenungkan Yang Kekal ( Allah ) Dzat Allah tidak dapat dijangkau oleh perkiraan manusia.
Al Gazali meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas, saudara sepupu dan sahabat Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika mengatakan bahwa sebagian orang berusaha berfikir tentang Dzat Allah. Nabi menjawab bahwa seharusnya mereka berfikir tentang makhluk – makhluk Allah dan bukan Allah sendiri. “ Berfikir tentang segala sesuatu kecuali Dzat Allah.” demikian salah satu sabda Nabi Muhammad SAW.”
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar