“Tadaru,Khusyu”
Bahwa do’a itu harus diawali dengan sebutan nama Allah
dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagai penutup adab do’a dikemukakan, bahwa do’a itu
baru diucapkan sesudah taubat membersihkan diri dari segala perbuatan yang
keji.
Adab-adalah do’a ini pernah dibacakan “Imam Ghazali” dalam kitabnya, bahkan “Imam Ghazajali” menekankan kepada yang
dinamakan “adab bathin”, yang
baginya menjadi pokok sebab diterimanya sesuatu do’a oleh Tuhan. Tuhan hanya
menerima do’a-do’a orang-orang yang bersih jiwanya, yang tidak ada hasud
dan dengki dalam jiwanya, jika sifat-sifat bathin yang keji itu masih bersarang
dalam jiwanya, meskipun badannya bersih, ucapannya jelas, dan air matanya
menetes, kebumi, namun do’anya tetap ditolak Tuhan, “Imam Ghazali” untuk
menguatkan alasannya mengemukakan sebuah cerita dari bani israil, yang pada
suatu ketika kekurangan hujan. Meskipun
Nabi Musa terus berdo’a meminta dicurahkan hujan, tetapi tuhan
menyampaikan kepadanya wahyu. Aku tidak memperkenankan do’amu, dan do’a orang-orang
yang bersamamu, karena ada diantaranya terdapat tukang fitnah dan dengki
hati..***********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar