Keadaan Manusia Saat Dibangkitkan
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ قَالُوا يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْتُ قَالُوا أَرْبَعُونَ
شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ قَالُوا أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ ثُمَّ
يُنْزِلُ اللَّهُ مِنْ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ
الْبَقْلُ قَالَ وَلَيْسَ مِنْ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا
عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ =متفق عليه=
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jarak waktu
antara dua tiupan sangkakala itu adalah empat puluh. Mereka bertanya:
Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari? Ia menjawab: Aku tidak
dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh bulan? Ia menjawab:
Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh tahun?
Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian Rasulullah saw.
bersabda lagi: Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh
(bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh
manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang
ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada
hari kiamat. =HR. Muttafaqun ’Alaihi=
Saat manusia dibangkitkan mereka dalam keadaan tanpa beralas kakiو
telanjang dan belum dikhitan. Dari A’isyah ra, Rasulullah saw bersabda :
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفُاةً عُرَاةً غُرْلاً قُلْتُ
يَارَسُوْلَ اللهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيْعًا؟ يَنْظُرُ
بَعْضُهُمْ اِلَى بَعْضٍ! قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا
عَائِشَةُ اَلاَمْرَ اَشَدُّ مِنْ اَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ اِلَى بَعْضٍ
=متفق عليه=
“Manusia dikumpulkan pada hari kiamat keadaan tanpa beralas kaki,
telanjang, belum di khitan”. Aku bertanya : “Ya Rasulallah, perempuan
dan laki-laki semuanya? Sebagian mereka akan melihat kepada sebagian
yang lain”. Beliau saw bersabda : “Hai A’isyah, urusan pada saat itu
lebih dahsyat ketimbang sebagian melihat kepada sebagian yang lain”.
=HR. Muttafaqun ‘Alaih=
Yang pertama kali dibangkitkan adalah Rasulullah saw (HR. Muslim) dan
yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim as. Dari Ibnu
‘Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :
يَاَيُّهَاالنَّاسُ اِنَّكُمْ مَحْشُوْرُوْنَ اِلَى اللهِ حُفَاةً عُرَاةً
غُرْلاً ثُمَّ قَالَ [كَمَا بَدَأْنَا اَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيْدُهُ وَعْدًا
عَلَيْنَا اِنَّا كُنَّا فَاعِلِيْنَ] (الانبياء : ١٠٤) ثُمَّ قَالَ اَلاَ
وَاِنَّ اَوَّلَ الْخَلاَئِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِبْرَاهِيْمُ
اَلاَ وَاِنَّهُ يُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ اُمَّتِيْ فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ
الشِّمَالِ فَاَقُوْلُ يَارَبِّ اَصَيْحَابِيْ فَيُقَالُ اِنَّكَ لاَ
تَدْرِيْ مَا اَحْدَثُوْا بَعْدَكَ فَاَقُوْلُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ
الصَّالِحُ [وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا مَادُمْتُ فِيْهِمْ فَلَمَّا
تَوَفَّيْتَنِيْ كُنْتَ اَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيْهِمْ وَاَنْتَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ] المائدة : ١١٧ فَيُقَالُ اِنَّ هَاؤُلاَءِ لَمْ
يَزَالُوْا مُرْتَدِّيْنَ عَلَى اَعْقَابِهِمْ مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ
=رواه البخاري=
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya kamu kelak dikumpulkan kepada Allah
tanpa beralas kaki, telanjang dan belum di khitan”. Kemudian Nabi saw
membaca firman Allah : “Sebagaimana Kami telah memulai penciptan
pertama, begitulah kami akan mengulanginya. Itulah satu janji yang pasti
Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya” (Qs. Al
Anbiyaa’ 20: 104). Lalu beliau saw bersabda lagi : “Ketahuilah bahwa
orang yang pertama kali diberi pakaian pada hari kiamat adalah nabi
Ibrahim. Ketahuilah akan didatangkan orang-orang laki-laki dari ummatku
kemudian mereka dibawa kesebelah kiri”, lalu aku katakan : “Wahai
tuhanku, ini adalah umatku”. Lalu dijawab : “Sesungguhnya engkau tidak
tahu bid’ah yang mereka lakukan setelah engkau tiada”. Maka akupun
mengatakan seperti yang dikatakan hamba yang shaleh (‘Isa as) : “Dan
dahulu aku menjadi saksi atas mereka selama aku berada bersama mereka.
Tetapi ketika Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka” (Qs.
Al-Maa-idah 5: 117). lalu dikatakan, “sesungguhnya mereka murtad
semenjak engkau meninggalkan mereka”. =HR. Bukhari=
Manusia saat itu ditimpa kesulitan yang sangat dahsyat.
عَنِ الْمِقْدَادِ بْنِ الْأَسْوَدِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ
قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ فَوَاللَّهِ مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي
بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ أَمْ الْمِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ
الْعَيْنُ قَالَ فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي
الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا قَالَ وَأَشَارَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ =رواه
مسلم=
Dari Miqdad Bin Al Aswad ra, mengatakan Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: “Didekatkan matahari itu pada hari kiamat kepada makhluk
sampai jaraknya kepada mereka seukuran satu mil” (Berkata Sulaim bin
‘Amir : “Demi Allah, saya tidak tahu apa maksud dengan mil itu! Apakah
alat ukur bumi atau alat yang dipakai untuk mencelak mata”). Beliau saw
berkata lagi : “Keadaan keringat manusia tergantung pada ‘amalnya.
Sebagian keringatnya mencapai kedua mata kakinya, sebagian mencapai
dengkulnya, sebagian lagi mencapai pinggangnya, ada pula yang
keringatnya menjadi seperti tali kekang (pada kuda) mencapai mulutnya”.
seraya rasul saw menunjuk mulutnya. =HR. Muslim=
Peristiwa di Padang Mahsyar sangatlah dahsyat. Sehingga, setelah
mencapai puncaknya, manusia mencari orang yang dapat menjadi pemberi
syafa'at, agar Allah mempercepat keputusanNya. Setiap umat mengikuti
nabinya.
Bila keadaan semakin dahsyat dan kesulitan menjadi semakin besar. Mereka
meminta syafa’at kepada Allah melalui para Nabi dan Rasul. Dari Ibnu
‘Umar ra, Bahwa Rasulullah saw bersabda:
اِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُوْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ
نِصْفُ اْلاُذُنِ . فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَالِكَ اِسْتَغَاثُوْا ِلاَدَمَ
فَيَقُوْلُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَالِكَ . ثُمَّ بِمُوْسَى فَيَقُوْلُ
كَذَالِكَ. ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَشْفَعُ
لِيُقْضَى بَيْنَ الْخَلْقِ, فَيَمْشِيْ حَتَّى يَأْخُذَ بِحَلْقَةِ بَابِ
الْجَنَّةِ, فَيَوْمَئِذٍ يَبْعَثُهُ اللهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا
يَحْمَدُهُ اَهْلَ الْجَمْعِ كُلُّهُمْ =رواه ابو داود والحاكم=
“Sesungguhnya matahari itu akan didekatkan pada hari kiamat hingga
keringat seseorang mencapai setengah telinganya”. Ketika mereka
(manusia) dalam keadaan demikian, mereka meminta pertolongan kepada Adam
as, maka ia mengatakan : “saya bukan orang yang dapat melakukan itu”.
Kemudian kepada Musa as, begitu juga jawabannya. Kemudian kepada
Muhammad saw, maka beliau memberikan syafa’at agar diberi ketetapan
kepada semua makhluk. Maka kemudian nabi saw berjalan hingga ia sampai
di satu lingkaran di pintu surga. Pada saat itulah dianugerahkan
kepadanya “Maqaaman Mahmuudan” (tempat yang terpuji), lalu semua
penduduk mahsyar memuji beliau saw. =HR. Abu Daud dan Hakim=
Syafa’at ini adalah Permohonan kepada Allah untuk kebaikan semua manusia
di akhirat. Syafa’at ini adalah Syafaa’atul ‘Uzhma yang termasuk dalam
golongan do’a yang mustajab. Syafa’at ini hanya di dapat oleh
orang-orang yang beriman saja.
Sabda Rasulullah saw:
عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ يَوْمُ
الْقِيَامَةِ كُنْتُ إِمَامَ النَّبِيِّينَ وَخَطِيبَهُمْ وَصَاحِبَ
شَفَاعَتِهِمْ غَيْرَ فَخْرٍ =رواه الترمذي وابن ماجه واحمد=
Dari Thufail bin Ubay bin Ka’ab dari ayahnya bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Apabila hari sudah kiamat, Aku adalah pemimpin para nabi,
juru bicara mereka dan yang memberikat syafa’at. (Aku sampaikan ini)
bukan karena kesombongan”. =HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad=
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ
نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللهُ مَنْ مَاتَ مِنْ
أُمَّتِي لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا =رواه مسلم=
Dari Abu Hurairah ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw. “Setiap nabi
memiliki do’a yang mustajabah. Maka tergesalah semua nabi menggunakan
do’a itu. Sesungguhnya aku telah menyimpan do’aku itu sebagai syafa’at
bagi umatku kelak pada hari kiamat. Do’aku itu akan didapat kelak insya
Allah oleh orang yang mati dari umatku yang mereka tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu apapun”. =HR. Muslim=
Syafa’at ini adalah do’a yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
simpan untuk umatnya di hari kiamat nanti. Dari Abu Hurairah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُو بِهَا ، وَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى فِى الآخِرَةِ
“Setiap Nabi memiliki do’a (mustajab) yang digunakan untuk berdo’a
dengannya. Aku ingin menyimpan do’aku tersebut sebagai syafa’at bagi
umatku di akhirat nanti.” (HR. Bukhari no. 6304)
Selanjutnya kita akan melihat kisah syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam –yang dikenal dengan syafa’at al-‘uzhma- dalam hadits yang cukup
panjang. Kisah ini terjadi ketika berkumpulnya manusia di padang
masyhar.
Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam disodorkan daging, lalu ditawarkan kepadanya sebesar
satu hasta (dari daging tersebut). Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam menyantapnya dengan sekali gigitan, lalu beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهَلْ تَدْرُونَ بِمَ ذَاكَ
يَجْمَعُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ فِى
صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَيُسْمِعُهُمُ الدَّاعِى وَيَنْفُذُهُمُ الْبَصَرُ
وَتَدْنُو الشَّمْسُ فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنَ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا
لاَ يُطِيقُونَ وَمَا لاَ يَحْتَمِلُونَ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ
لِبَعْضٍ أَلاَ تَرَوْنَ مَا أَنْتُمْ فِيهِ أَلاَ تَرَوْنَ مَا قَدْ
بَلَغَكُمْ أَلاَ تَنْظُرُونَ مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ
فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ ائْتُوا آدَمَ. “
Aku adalah sayyid (pemimpin) manusia pada hari kiamat nanti. Apakah
kalian tahu mengapa bisa demikian? Allah mengumpulkan seluruh makhluk
pada hari kiamat di satu tempat yang luas. Pada saat itu memanggil orang
yang jauh dan yang dekat sama saja. Demikian pula, melihat yang jauh
sama dengan melihat suatu yang dekat. Matahari (pada saat itu)
didekatkan. Akhirnya, manusia pada saat itu berada dalam kesusahan dan
kesedihan. Mereka tidak kuasa menahan dan memikul beban pada saat itu.
Lalu ada sebagian orang mengatakan kepada yang lainnya, “Apakah kalian
tidak melihat kesusahan yang menimpa kalian? Apakah kalian tidak melihat
apa yang kalian alami? Apakah kalian tidak melihat ada orang yang akan
memberi syafa’at untuk kalian kepada Rabb kalian?” Maka sebagian orang
berkata kepada yang lainnya supaya mendatangi Nabi Adam ‘alaihis salam.
فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ
خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ
الْمَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى
إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ
آدَمُ إِنَّ رَبِّى غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ
مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ نَهَانِى عَنِ
الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِى
اذْهَبُوا إِلَى نُوحٍ
Kemudian mereka mendatangi (Nabi) Adam. Lalu mereka mengatakan, “Wahai
Adam engkau adalah bapak seluruh manusia. Allah telah menciptakanmu
dengan tangan-Nya, Dia meniupkan ciptaan ruh-Nya pada dirimu, dan Dia
memerintahkan malaikat untuk sujud kepadamu. Berilah syafa’at untuk kami
kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau
melihat yang telah menimpa kami?” Lalu Adam mengatakan, ”Sesungguhnya
hari ini Rabbku marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi
sebelumnya dan tidak akan marah semisal itu sesudahnya. Dia telah
melarangku untuk mendekati sebuah pohon, namun diriku melanggarnya.
Pergilah kalian kepada selain aku! Pergilah kalian kepada Nuh ‘alaihis
salam!”
فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ
إِلَى الأَرْضِ وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا اشْفَعْ لَنَا إِلَى
رَبِّكَ أَلاَ تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا
فَيَقُولُ لَهُمْ إِنَّ رَبِّى قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنَّهُ
قَدْ كَانَتْ لِى دَعْوَةٌ دَعَوْتُ بِهَا عَلَى قَوْمِى نَفْسِى نَفْسِى
اذْهَبُوا إِلَى إِبْرَاهِيمَ
Lalu mereka mendatangi Nuh. Kemudian mereka mengatakan, “Wahai Nuh.
Engkau adalah rasul pertama yang diutus ke bumi . Allah menyebutmu
sebagai hamba yang bersyukur. Berilah syafa’at untuk kami kepada Rabbmu.
Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang
telah menimpa kami?” Lalu Nuh mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya
pada hari ini Rabbku marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi
sebelumnya dan tidak akan marah semisal itu sesudahnya. Do’a yang
kumiliki telah kugunakan untuk mendo’akan kejelekan bagi kaumku.
Pergilah kalian kepada Ibrahim!”
فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ نَبِىُّ اللَّهِ
وَخَلِيلُهُ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى
إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ
لَهُمْ إِبْرَاهِيمُ إِنَّ رَبِّى قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلاَ يَغْضَبُ بَعْدَهُ مِثْلَهُ. وَذَكَرَ
كَذَبَاتِهِ نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِى اذْهَبُوا إِلَى
مُوسَى.
Lalu mereka mendatangi Ibrahim ‘alaihis salam. Kemudian mereka berkata,
“Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih-Nya (kholilullah) dari penduduk
bumi. Berilah syafa’at untuk kami kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat
keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang telah menimpa kami?” Lalu
Ibrahim berkata kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari ini Rabbku marah
dengan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan
marah semisal itu sesudahnya.” Lalu beliau menceritakan beberapa
kebohongan yang pernah beliau lakukan. Pergilah kalian kepada selainku!
Pergilah kalian kepada Musa!”
فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُونَ يَا مُوسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ
فَضَّلَكَ اللَّهُ بِرِسَالاَتِهِ وَبِتَكْلِيمِهِ عَلَى النَّاسِ اشْفَعْ
لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا
قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ لَهُمْ مُوسَى -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ رَبِّى
قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَنْ
يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَإِنِّى قَتَلْتُ نَفْسًا لَمْ أُومَرْ
بِقَتْلِهَا نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى
Lalu mereka mendatangi Musa ‘alaihis salam. Kemudian mereka berkata,
“Engkau adalah utusan Allah yang Allah memuliakanmu lebih dari manusia
lainnya dengan risalah-Nya dan Dia berbicara langsung padamu. Berilah
syafa’at untuk kami kepada Rabbmu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami?
Tidakkah engkau melihat yang telah menimpa kami?” Lalu Musa berkata
kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari ini Rabbku marah dengan kemarahan
yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan marah semisal itu
sesudahnya. Aku sendiri pernah membunuh seseorang, padahal aku tidak
diperintahkan untuk membunuhnya. Pergilah kalian kepada Isa!”
فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُونَ يَا عِيسَى أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ
وَكَلَّمْتَ النَّاسَ فِى الْمَهْدِ وَكَلِمَةٌ مِنْهُ أَلْقَاهَا إِلَى
مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى مَا
نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَيَقُولُ لَهُمْ عِيسَى
إِنَّ رَبِّى قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ
مِثْلَهُ وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ – وَلَمْ يَذْكُرْ لَهُ
ذَنْبًا – نَفْسِى نَفْسِى اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِى اذْهَبُوا إِلَى
مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم-
Lalu mereka mendatangi Isa ‘alaihis salam. Kemudian mereka berkata,
“Engkau adalah utusan Allah dan engkau berbicara kepada manusia ketika
bayi. Engkau adalah kalimat dari-Nya yang diberikan kepada Maryam dan
ruh yang berasal dari-Nya. Berilah syafa’at untuk kami kepada Rabbmu.
Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang telah
menimpa kami?” Lalu Isa berkata kepada mereka, “Sesungguhnya pada hari
ini Rabbku marah dengan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya
dan tidak akan marah semisal itu sesudahnya. –Lalu beliau tidak
menyebutkan adanya dosa yang pernah beliau perbuat-. Pergilah kalian
kepada selain aku. Pergilah kalian kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam!”
فَيَأْتُونِّى فَيَقُولُونَ يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ
وَخَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَغَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى مَا
نَحْنُ فِيهِ أَلاَ تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَأَنْطَلِقُ فَآتِى تَحْتَ
الْعَرْشِ فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّى ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَىَّ
وَيُلْهِمُنِى مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا لَمْ
يَفْتَحْهُ لأَحَدٍ قَبْلِى ثُمَّ يُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ
سَلْ تُعْطَهْ اشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَرْفَعُ رَأْسِى فَأَقُولُ يَا رَبِّ
أُمَّتِى أُمَّتِى. فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مِنْ
أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبَابِ الأَيْمَنِ مِنْ
أَبْوَابِ الْجَنَّةِ وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ
الأَبْوَابِ وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَا بَيْنَ
الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ لَكَمَا بَيْنَ مَكَّةَ
وَهَجَرٍ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى
Lalu mereka mendatangiku. Kemudian mereka mengatakan, “Engkau adalah
utusan Allah, penutup para Nabi, Allah telah mengampuni dosamu yang
telah lalu dan akan datang. Berilah syafa’at untuk kami kepada Rabbmu.
Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau melihat yang telah
tertimpa pada kami?” Kemudian saya (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam) pergi menuju bawah ‘Arsy. Lalu aku bersujud kepada Rabbku.
Kemudian Allah memberi ilham padaku berbagai pujian dan sanjungan
untuk-Nya yang belum pernah Allah beritahukan kepada seorang pun
sebelumku. Kemudian ada yang mengatakan, ‘Wahai Muhammad, angkatlah
kepalamu, mintalah pasti engkau akan diberi, berilah syafa’at pasti akan
dikabulkan’. Lalu aku mengangkat kepalaku. Kemudian aku berkata, ‘Wahai
Rabbku, umatku, umatku.’ Maka dikatakan, ‘Wahai Muhammad, suruhlah
umatmu yang tidak dihisab untuk masuk ke surga melalui salah satu pintu
surga di sisi kanan sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga
bagi semua orang. Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya.
Sesungguhnya di antara dua daun pintu di surga, bagaikan jarak Makkah
dengan Hajar atau bagaikan jarak Makkah dengan Bashroh. (HR. Muslim no.
501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar