Selasa, 28 Juni 2016

Penjelasan Tentang Kasih Sayang

Alloh Subhanahu Wata'ala  mencintai orang yang bersifat kasih sayang serta Allah memuji hamba-hambaNya yang saling berwasiat untuk melakukannya
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
 
Dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (QS Al-Balad : 17)
Dan perangai yang agung yang Allah jadikan diantara makhlukNya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
«خَلَقَ اللهُ مِائَةَ رَحْمَةٍ، فَوَضَعَ وَاحِدَةً بَيْنَ خَلْقِهِ وَخَبَأَ عِنْدَهُ مِائَةً إِلَّا وَاحِدَةً»
"Allah menciptakan 100 rahmat, lalu Allah meletakkan satu rahmat diantara para hambaNya dan Allah menyimpat 99 rahmat di sisiNya" (HR Muslim)
Dan Allah lebih mendahulukan rahmat di atas nikmat ilmu :
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Lalu mereka (Musa dan pembantunya) bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (QS Al-Kahfi : 65)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada :
إِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang (HR At-Thobrooni dalam al-Mu’jam al-Kabiir)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ‎juga bersabda
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahmaan (Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang-pen), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yagn ada di langit” (HR Abu Dawud no 4941 dan At-Thirmidzi no 1924)
Kata dalam مَنْ sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah isim maushuul, yang dalam kadiah ilmu ushuul fiqh memberikan faedah keumuman. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya memerintahkan kita untuk merahmati orang yang sholeh saja… bahkan Nabi memerintahkan kita untuk merahmati seluruh manusia… dan bukan hanya manusia.. bahkan hewan-hewanpun termasuk di dalamnya.
Al-Munaawi rahimahullah berkata,
بِصِيْغَةِ الْعُمُوْمِ يَشْمَلُ جَمِيْعَ أَصْنَافِ الخَلاَئِقِ فَيُرْحَمُ البَرّ وَالفَاجِرُ وَالنَّاطِقُ والْمُبْهَمُ وَالْوَحْشُ وَالطَّيْرُ
“Sabda Nabi ((rahmatilah yang ada di bumi)) dengan konteks keumuman, mencakup seluruh jenis makhluk, maka mencakup rahmat kepada orang baik, orang fajir, orang yang berbicara, orang yang bisu, hewan dan burung” (Faidhul Qodiir 1/605)
Perhatikanlah para pembaca yang budiman… kita diperintahkan oleh Allah bukan hanya untuk merahmati manusia… bahkan kita diperintahkan untuk merahmati hewan…!!!
قال رجلٌ : يا رسول الله! إني لأذبح الشاة فأرحمُها، قال: ” والشَّاة إِنْ رَحِمْتَهَا، رَحِمَكَ اللهُ” مَرَّتَيْنِ
“Seseorang berkata : “Wahai Rasulullah, aku menyembelih seekor kambing lantas aku merahmatinya”, Rasulullah berkata, “Bahkan seekor kambing jika engkau merahmatinya maka Allah akan merahmati engkau”, Rasulullah mengucapkannya dua kali (HR Al-Bukhari di Al-Adab Al-Mufrod)
Orang yang menyembelih seekor kambing tanpa ada rasa rahmat dengan mengasah parangnya di hadapan kambing tersebut misalnya, atau menyembelihnya dengan parang yang tidak tajam sehingga menyakiti kambing tersebut misalnya… tentu tidak sama dengan seseorang yang menyembelih kambing namun dengan rasa rahmat kepada sang kambing, sehingga ia berusaha menyembelih kambing tersebut dengan sebaik-baiknya. Orang yang merahmati kambing maka Allah akan merahmati orang tersebut, bahkan Rasulullah menegaskan hal ini sebanyak dua kali.
Rosululloh Bersabda ;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ حَدَّثَنَا قَيْسٌ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ لَا يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
 
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu Khalid], telah menceritakan kepada kami [Qais], Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang tidak mengasihi manusia, maka Allah tidak akan mengasihinya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr.]]] [HR. Tirmidzi No.1845].‎‎
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ قَالَ كَتَبَ بِهِ إِلَيَّ مَنْصُورٌ وَقَرَأْتُهُ عَلَيْهِ سَمِعَ أَبَا عُثْمَانَ مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِنْ شَقِيٍّ قَالَ وَأَبُو عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا يُعْرَفُ اسْمُهُ وَيُقَالُ هُوَ وَالِدُ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى عَنْهُ أَبُو الزِّنَادِ وَقَدْ رَوَى أَبُو الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ حَدِيثٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
 
[[[Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud], telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] ia berkata; [Manshur] menuliskannya kepadaku dan aku membanyakannya kepadanya, dia mendengar [Abu Utsman] mantan budak Al Mughirah bin Syu'bah; dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Rasa kasih sayang tidak akan dicabut kecuali dari orang yang celaka." Berkata Abu Utsman: Orang yang meriwayatkan dari Abu Hurairah namanya tidak diketahui dan dikatakan dia adalah orang tuanya Musa bin Abi Utsman yang meriwayatkan darinya Abu Zinad dan Abu Zinad telah meriwayatkan hadits dari Musa bin Abi Utsman dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari satu hadits. Berkata Abu Isa: ini merupakan hadits hasan.]]]  [HR. Tirmidzi No.1846].‎‎
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
 
[[[Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amr bin Dinar] dari [Abu Qabus] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya)." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih.]]] [HR. Tirmidzi No.1847].‎‎
Bahkan jika seseorang memberikan kasih sayang pada seekor anjing… renungkanlah hadits ini
بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ
“Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu” (HR Al-Bukhari no 3467 dan Muslim no 2245)
Jika merahamati seekor hewan maka mendatangkan rahmat Allah dan kasih sayang Allah maka bagaimana lagi jika kita merahmati sesama manusia ???
 Rosululloh SAW Sebagai Contoh Dalam Berkasih Sayang
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi yang diutus sebagai rahmat untuk seluruh Alam, dan beliau adalah seorang Nabi yang sangat penyayang terhadap seluruh makhluk, baik manusia, binatang maupun tumbuhan. Berikut ini beberapa hadits yang menjelaskan kasih sayang Nabi terhadap sesama manusia, sekalipun manusia tersebut kafir dan menolak dakwah beliaushallallahu ‘alaihi wasallam,
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah Anda pernah melewati (merasakan) suatu hari yang lebih berat dibandingkan hari perang Uhud?”. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيتُ وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلَالٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ فَنَادَانِي فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
” Sungguh aku banyak merasakan gangguan (perlakuan jahat) dari kaummu. Dan gangguan paling berat yang datang dari mereka adalah ketika kejadian pada hari Al-Aqabah ketika aku menawarkan diriku kepada Ibnu ‘Abdi Yalil bin ‘Abdi Kulal namun dia tidak mau memenuhi keinginanku. Lalu aku pergi dengan wajah sedih, aku tidak sadar kecuali aku telah berada di Qarnu ats-Tsa’aalib. Aku mengangkat kepalaku ternyata aku berada di bawah awan yang menaungiku, dan ternyata di atasnya ada Jibril ‘alaihissalam, lalu dia memanggilku seraya berkata, “Sesungguhnya Allah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan apa bantahan mereka kepadamu. Dan Dia (Allah) telah mengutus kepadamu Malaikat penjaga gunung, untuk kamu perintahkan sesuai kehendakmu terhadap mereka. ”  Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku, lalu memberi salam kepadaku kemudian berkata, “Wahai Muhammad, apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu ingin aku akan timpakan kepada mereka dua gunung Akhsyab (niscaya akan aku lakukan).” Maka Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,  ” Tidak (aku tidak ingin itu), akan tetapi aku berharap kepada Allah bahwa akan terlahir dari tulang sulbi mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR. Al-Bukhari no. 3059 dan Muslim no. 4754 dan redaksi ini ada dalam Shahih al-Bukhari)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
 أن امرأة وجدت في بعض مغازي رسول الله صلى الله عليه وسلم مقتولة . فأنكر رسول الله صلى الله عليه وسلم قتل النساء والصبيان >> رواه البخاري ومسلم
” Sesungguhnya pernah ada seorang perempuan yang terbunuh pada salah satu peperangan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengingkari (menolak dan tidak membenarkan) pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak.” (HR. Al-Bukhari (2851) Muslim (4645))
Dan dalam riwayat lain,
وفي رواية لهما ( وجدت امرأة مقتولة في بعض تلك المغازي . فنهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قتل النساء والصبيان
” Ada seorang perempuan yang terbunuh pada salah satu peperangan tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammelarang pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak.” (HR. Al-Bukhari Muslim (4646))
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuberkata,
كان غلام يهودي يخدم النبي صلى الله عليه وسلم فمرض ، فأتاه النبي صلى الله عليه وسلم يعوده ، فقعد عند رأسه ، فقال له : أسلم . فنظر إلى أبيه وهو عنده ، فقال له : أطع أبا القاسم صلى الله عليه وسلم ، فأسلم ، فخرج النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقول : الحمد لله الذي أنقذه من النار >> رواه البخاري
” Dahulu ada seorang anak Yahudi yang senantiasa melayani (membantu) Nabishallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian ia sakit. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendatanginya untuk menjenguknya, lalu beliau duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata, ” Masuk Islam-lah!” Maka anak Yahudi itu melihat ke arah ayahnya yang ada di dekatnya, maka ayahnya berkata, ‘Taatilah Abul Qasim (Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam).” Maka anak itu pun masuk Islam. Lalu Nabishallallahu ‘alaihi wasallam keluar seraya bersabda, ” Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari Neraka.””[Shahih Bukhari, No. 1356, 5657]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من قتل نفسا معاهدا لم يرح رائحة الجنة ، وإن ريحها ليوجد من مسيرة أربعين عاما . رواه البخاري
”Barang siapa yang membunuh seorang kafir Mu’ahad tidak akan mencium aroma Surga, padahal aroma Surga sungguh didapatkan dari jarak sejauh empat puluh tahun perjalanan.” (HR. al-Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,
قيل : يا رسول الله ! ادع على المشركين . قال ” إني لم أبعث لعانا . وإنما بعثت رحمة “. رواه مسلم
Dikatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ”Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam! Doakanlah keburukan (laknatlah) atas kaum musyrikin.” Nabishallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ” Sesungguhnya aku diutus bukan sebagai pelaknat, namun aku diutus sebagai rahmat (pembawa kasih sayang).” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,
كنت أدعو أمي إلى الإسلام وهي مشركة . فدعوتها يوما فأسمعتني في رسول الله صلى الله عليه وسلم ما أكره . فأتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا أبكي . قلت : يا رسول الله ! إني كنت أدعو أمي إلى الإسلام فتأبى علي . فدعوتها اليوم فأسمعتني فيك ما أكره . فادع الله أن يهدي أم أبي هريرة . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” اللهم ! اهد أم أبي هريرة ” فخرجت مستبشرا بدعوة نبي الله صلى الله عليه وسلم . فلما جئت فصرت إلى الباب . فإذا هو مجاف . فسمعت أمي خشف قدمي . فقالت : مكانك ! يا أبا هريرة ! وسمعت خضخضة الماء . قال فاغتسلت ولبست درعها وعجلت عن خمارها . ففتحت الباب . ثم قالت : يا أبا هريرة ! أشهد أن لا إله إلا الله ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله . قال فرجعت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فأتيته وأنا أبكي من الفرح . قال قلت : يا رسول الله ! أبشر قد استجاب الله دعوتك وهدى أم أبي هريرة . فحمد الله وأثنى عليه وقال خيرا . قال قلت : يا رسول الله ! ادع الله أن يحببني أنا وأمي إلى عبادة المؤمنين ، ويحببهم إلينا . قال فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” اللهم ! حبب عبيدك هذا – يعني أبا هريرة – وأمه إلى عبادك المؤمنين . وحبب إليهم المؤمنين ” فما خلق مؤمن يسمع بي ، ولا يراني ، إلا أحبني .. رواه مسلم
” Dahulu aku senantiasa mengajak ibuku agar masuk Islam, saat itu dia adalah wanita musyrik. Pada suatu hari aku mengajaknya, namun dia justru memperdengarkan (berkata) kepadaku tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuatu yang tidak aku sukai. Maka aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan menangis, lalu aku berkata, ” Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku terus-menerus mengajak ibuku masuk Islam, lalu dia menolakku. Kemudian pada hari ini aku mengajaknya untuk itu, namun dia justru memperdengarkan kepadaku mengenai dirimu sesuatu yang tidak aku sukai. Maka doakanlah kepada Allah agar memberikan petunjuk kepada ibu Abu Hurairah.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamberdoa: ” Ya Allah, berilah hidayah kepada ibu Abu Hurairah” Kemudian aku keluar dengan perasaan gembira karena do’a Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wasallamtersebut. Ketika sampai rumah, lalu aku melihat ke pintu ternyata aku dapati pintu rumah sedikit terbuka, sehingga ibuku mendengar langkah kedua kakiku, lalu dia berkata:” Tetaplah di tempatmu wahai Abu Hurairah.”. Lalu aku mendengar suara gemericik air. Abu Hurairah berkata:“ Ternyata dia mandi lalu mengenakan pakaian rumahnya dan bergegas memakai kerudungnya, lalu membukakan pintu. Kemudian dia berkata:” Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”. Abu Hurairah berkata:“ Aku pun kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku menemui beliau sambil menangis karena bahagia.” Kemudian aku berkata:” Wahai Rasulullah, bergembiralah, sesungguhnya Allah telah mengabulkan doa anda dan memberikan hidayah (petunjuk) kepada ibu Abu Hurairah.” Maka beliaupun memuji Allah, menyanjung-Nya dan mengucapkan kata-kata yang baik. Abu Hurairah berkata, “Aku berkata:” Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan aku dan ibuku dicintai oleh hamba-hamba-Nya yang beriman dan agar Allah membuat kami pun mencintai mereka.” Abu Hurairah berkata:“ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamberdoa:” Ya Allah, jadikanlah kedua hambamu ini –yakni, Abu Hurairah- dan ibunya sebagai orang yang dicintai oleh hamba-hamba-Mu yang beriman dan jadikanlah keduanya mencintai orang-orang yang beriman.” Maka sejak itu tidaklah ada seorang mukmin yang tercipta dan mendengar tentang diriku atau melihatku melainkan pasti mencintaiku.” (HR. Muslim dalam Kitab Fadha’il as-Shahabah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuberkata,
قدم طفيل بن عمرو الدوسي وأصحابه ، على النبي صلى الله عليه وسلم فقالوا : يا رسول الله ، إن دوسا عصت وأبت ، فادع الله عليها ، فقيل : هلكت دوس ، قال : ( اللهم اهد دوسا وأت بهم ) رواه البخاري
”Thufail bin ‘Amr ad-Dausi dan para Shahabatnya datang kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sesugguhnya suku Daus ingkar dan enggan (masuk Islam), maka doakanlah keburukan atas mereka.” Ada yang mengatakan, ”Celakahlah Daus.” Nabishallallahu ‘alaihi wasallam berdoa, ”Ya Allah berilah hidayah kepada suku Daus dan datangkanlah mereka (dalam keadaan Islam).”
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya para Shahabat berkata,
يا رسول الله ! أحرقتنا نبال ثقيف ، فادع الله عليهم . فقال : اللهم اهد ثقيفا >> رواه الترمذي بسند صحيح
”Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, panah-panah Bani Tsaqif menyerang kami, doakanlah keburukan atas mereka. ”Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Ya Allah berilah hidayah kepada Bani Tsaqif.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad shahih)
Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan tentang kasih sayang beliau terhadap manusia dan makhluk lainnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
فعلى الإنسان أن يكون مقصودُه نفع الخلق، والإحسان إليهم مطلقا، وهذا هو الرحمة التي بُعث بها محمد - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Dan hendaknya tujuan seseorang adalah memberi manfaat kepada manusia dan berbuat baik kepada mereka secara mutlak, dan inilah rahmat yang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus dengannya" (Jami'ul Masaa'il 6/37)
Kasih sayang merupakan karunia yang Allah berikan kepada hambaNya yang Ia kehendaki. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- berkata kepada seorang arab badui yang kaku dan tidak mengasihi anak-anaknya :
أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ؟
"Apakah aku bisa mencegah darimu jika Allah mencabut kasih sayang dari hatimu" (HR Al-Bukhari)
Dan kapan Allah berkehendak kebaikan bagi hambaNya maka Allah turunkan rahmat pada hatinya.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (QS Al-Fath : 4), Ibnu Abbas berkata : (Ketenangan) yaitu Rahmat
فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ
ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS Al-Fath : 4)
Bagian rahmat bagi setiap hamba sesuai dengan kadar bagiannya dari petunjuk, karenanya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling besar kasih sayangnya. Allah berfirman :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al-Fath : 29)
Allah mensifati kaum mukminin bahwasanya mereka :
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
"Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin" (QS Al-Maidah : 54), Ibnu Abbas berkata, "Maksud dari "lemah lembut" adalah rahmat"
Dipenuhinya hati dengan kasih sayang merupakan tanda kebahagiaan, dan ia merupakan sebab diraihnya rahmat Allah, Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Orang-orang yang mengasihi dirahmati oleh Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), kasihilah yang ada di bumi nicaya Yang di langit akan mengasihi kalian" (HR Abu Dawud)
Dan diantara orang-orang yang masuk surga adalah kaum yang hatinya penuh dengan rahmat dan kelembutan disertai keimanan. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
وَأهل الْجنَّة ثلاثةٌ: ذُو سُلْطَان مقسط متصدق موفق. وَرجل رحيمٌ رَقِيق الْقلب لكل ذِي قربى وَمُسلم. وعفيفٌ متعفف ذُو عِيَال
"Dan penghuni surga tiga golongan, (1) pemilik kekuasaan yang adil, dermawan, lagi mendapat petunjuk, (2) lelaki yang pengasih, berhati lembut kepada setiap kerabat dan setiap muslim, (3) dan seorang yang menjaga harga dirinya (dari perkara yang haram) dan berusaha menjaga dirinya (untuk tidak minta-minta) sementara ia memiliki anak-anak (yang dibawah tanggungannya-pen)"(HR Muslim)
Hati yang keras akibat kosongnya dari kasih sayang, Allah telah mencela sebagian kaum maka Allah berfirman :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ
Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras(QS Al-Baqoroh : 74)
Al-Baghowi berkata :
يَبِسَتْ وَجَفَّتْ، جَفَافُ الْقَلْبِ: خُرُوْجُ الرَّحْمَةِ وَاللِّيْنِ عَنْهُ
"Yaitu hati kalian kering, dan keringnya hati dengan keluarnya rahmat dan kelembutan darinya"
Dan hal ini merupakan tanda kesengsaraan, Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ
"Tidaklah dicabut rahmat kecuali dari orang yang sengsara" (HR Abu Dawud)
Dan barangsiapa yang tidak mengasihi makhluk maka Allah tidak mengasihinya. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
لاَ يَرْحَمُ اللهَ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ
"Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia" (HR Al-Bukhari)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengingkari orang yang enggan melakukan sedikit dari dampak kasih sayang
قبَّل رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم الْحسن بن عَليّ وَعِنْده الْأَقْرَع بن حَابِس التَّمِيمِي جالسٌ، فَقَالَ الْأَقْرَع بن حَابِس: إِن لي عشرَة من الْوَلَد مَا قبلت مِنْهُم أحدا. فَنظر إِلَيْهِ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم ثمَّ قَالَ: من لَا يرحم لَا يرحم
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Al-Hasan bin Ali, dan di sisi beliau ada Al-Aqro' bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka Al-Aqro' berkata, "Aku memiliki sepuluh orang anak, tidak seorangpun yang aku cium". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun memandang kepadanya lalu berkata, "Barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak disayangi" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Batthol rahimahullah berkata, "Dan mengasihi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya merupakan amalan yang diridoi oleh Allah, dan diberi ganjaran oleh Allah. Mencium anak kecil dan menggendongnya dan memperhatikannya termasuk sebab yang berhak untuk mendatangkan rahmat Allah".
Orang yang paling utama untuk dikasihi adalah kedua orang tua, Allah berfirman ;
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan (QS Al-Isroo' ; 24)
Dan anak yang terbaik adalah anak yang paling menyayangi kedua orangtuanya.
فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).(QS Al-Kahfi : 81)
Saling mengasihi diantara kaum muslimin menjadikan mereka seperti tubuh yang satu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى
"Engkau melihat kaum mukminin dalam saling mengasihi diantara mereka, saling mencintai diantara mereka, saling lembut diantara mereka seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut sakit demam dan tidak bisa tidur" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Hewan-hewan juga syari'at telah mengkhususkan untuk dirahmati, Nabi 'alaihis sholatu was salaam bersabda
وَالشَّاةُ إِنْ رَحِمْتَهَا رَحِمَكَ اللهُ
"Dan kambing jika engkau mengasihinya maka Allah akan mengasihimu" (HR Ahmad)
Dan seorang mukmin meramati orang kafir karena kehilangan petunjuk dan membencinya karena ia tidak beriman.
Barangsiapa yang tergelincir kakinya hingga terjerumus dalam kemaksiatan maka ia berhak untuk mendapatkan kasih sayang dengan dinasehati dan didoakan hidayah baginya. Didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang yang telah meminum arak, maka Nabi berkata, "Pukullah ia". Abu Huroiroh radhiallahu 'anhu berkata, "Diantara kami ada yang memukulnya dengan tangannya, ada yang memukul dengan sendalnya, ada yang memukul dengan bajunya". Tatkala orang tersebut pergi sebagian orang berkata, أَخْزَاكَ اللهُ "Semoga Allah menghinakanmu", maka Rasulullah berkata :
لاَ تَقُوْلُوا هَكَذَا، لاَ تُعِيْنُوا عَلَيْهِ الشَّيْطَانَ، وَلَكِنْ قُوْلُوْ : رَحِمَكَ اللهُ
"Janganlah kalian berkata demikian !,  janganlah kalian membantu syaitan untuk (menjatuhkan)nya !, akan tetapi katakanlah ; "Semoga Allah merahmatimu" (HR Ahmad)‎
Dan yang paling pengasih adalah para rasul Allah, mereka berusaha untuk memberi hidayah kepada manusia, mereka menyeru kaumnya dengan menempuh berbagai macam jalan demi menyelamatkan kaumnya dari kebinasaan, mereka bersabar atas gangguan kaumnya dan mereka tidak terburu-buru untuk meminta Allah menurunkan adzab bagi kaumnya.
Adam 'alaihis salam menangis tatkala melihat penghuni neraka dari keturunannya, Nabi 'alaihis sholatu was salaam –dalam kisah mi'roj- bersabda :
قلت: يَا جِبْرِيل، من هَذَا؟ قَالَ: هَذَا آدم، وَهَذِه الأَسْوِدَةُ عَن يَمِينه وَعَن شِمَاله نَسَمُ بَنِيْهِ، فَأهل الْيَمين أهل الْجنَّة، والأسودةُ الَّتِي عَن شِمَاله أهل النَّار. فَإِذا نظر قبل يَمِينه ضحك، وَإِذا نظر قبل شِمَاله بَكَى
"Aku berkata : Ya Jibril, siapakah ini?", ia berkata, "Ini adalah Adam, dan ini adalah jama'ah yang berada di sebelah kanannya, dan disebelah kirinya ruh-ruh keturunannya. Maka yang ada disebelah kanan adalah para penghuni surga, dan yang ada di sebelah kiri adalah penghuni neraka. Jika Adam melihat ke sebelah kanannya maka ia tertawa, dan jika ia melihat ke sebelah kirinya maka ia menangis" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Ibrahim 'alaihis salam adalah seorang yang sangat belas kasih kepada kaumnya, beliau berkata kepada Robnya :
فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Maka Barangsiapa yang mengikutiku, maka Sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ibrahim : 36)
Karena kelembutan hatinya maka beliau sayang kepada kaum para nabi, beliau mendebat para malaikat agar tidak mengadzab kaum nabi Luth, berharap mereka akan beriman.
Nabi Musa 'alaihis salaam pengasih kepada kedua wanita, maka beliaupun menimbakan air buat mereka berdua, dan ia termasuk para rasul ulul azmi, dan kasih sayangnya berlanjut hingga ke umat ini, beliau telah menganjurkan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar kembali kepada Allah dalam rangka meminta keringanan dalam sholat, sehingga Allah memberi keringanan dari 50 waktu menjadi 5 waktu.
Nabi Yahya 'alaihis salaam, dijadikan Allah sebagai pemilik belas kasih
وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا
Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa (QS Maryam : 13)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
"Makna ayat adalah : Dan Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami dan sikap belas kasih kepada para hamba agar ia menyeru mereka kepada ketaatan kepada Rob mereka, serta ia mengamalkan amal sholeh dalam keikhlasan"
Nabi Isa 'alaihis salam Allah menjadikannya berbakti kepada ibunya dan bukan orang angkuh yang tidak penyayang
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا (٣٢)
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.(QS maryam : 32)
Ada seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah, dan iapun mengusap darah dari wajahnya seraya berkata :
رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَعْلَمُوْنَ
"Ya Allah ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah makhluk Allah yang paling penyayang, dan diantara nama-nama beliau adalah نَبِيُّ الرَّحْمَةِ  Nabi kasih sayang (HR An-Nasaai)
Tatkala dikatakan kepada beliau, "Berdoalah kecelakaan bagi kaum musyrikin", maka beliau berkata :
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
"Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai tukang laknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat"(HR Muslim)
Allah mengutus beliau sebagai rahmat untuk seluruh makhluk
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiyaa' : 107)
Tatkalah kaumnya menyakitinya maka malaikat gunung berseru kepadanya dan memberi salam kepadanya dan berkata,
يَا مُحَمَّدُ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْنِ
"Wahai Muhammad, jika kau mau maka aku akan menimpakan dua gunung kepada mereka" Maka Nabi 'alaihis sholatu was salaam berkata :
«بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا»
"Bahkan aku berharap Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Allah mengutus beliau untuk seluruh alam, barangsiapa yang menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini maka ia akan bahagia di dunia dan di akhirat, dan barangsiapa yang menolaknya dan mengingkarinya maka ia telah rugi di dunia dan di akhirat.
Dan Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi kaum mukminin secara khusus
وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
Dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu." (QS At-Taubah : 61)
Beliau sangat penyayang terhadap umatnya.
أَن النَّبِي صلى الله عَلَيْهِ وَسلم تَلا قَول الله عز وَجل فِي إِبْرَاهِيم عَلَيْهِ السَّلَام: {رب إنَّهُنَّ أضللن كثيرا من النَّاس فَمن تَبِعنِي فَإِنَّهُ مني} وَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَام: {إِن تُعَذبهُمْ فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز الْحَكِيم} فَرفع يَدَيْهِ وَقَالَ: " اللَّهُمَّ أمتِي أمتِي وَبكى. فَقَالَ الله عز وَجل: يَا جِبْرِيل، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّد - وَرَبك أعلم - فسله مَا يبكيك؟ فَأَتَاهُ جِبْرِيل فَسَأَلَهُ، فَأخْبرهُ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم بِمَا قَالَ - وَهُوَ أعلم - فَقَالَ الله: يَا جِبْرِيل، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّد فَقل: إِنَّا سنرضيك فِي أمتك وَلَا نسوءك
Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca firman Allah tentang Ibrahim
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku, dan Barangsiapa yang mendurhakai Aku, Maka Sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ibrahim : 36)
Dan Isa 'alaihis salam berkata :
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١١٨)
Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Maidah : 118)
Maka Nabipun mengangkat kedua tangan beliau dan berkata : "Ya Allah, umatku…umatku...", dan beliaupun menangis.
Maka Allah azza wa jalla berkata, "Ya Jibril, pergilah kepada Muhammad –dan Robmu lebih mengetahui-, maka tanyalah ia, apa yang telah membuatmu menangis?. Maka Jibrilpun mendatangi beliau 'alaihis sholatu was salaam lalu bertanya kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam mengabarkan kepada Jibri dengan apa yang ia ucapkan, dan Allah lebih mengetahui. Maka Allah berkata, "Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah : "Kami akan menjadikan engkau rido/senang pada umatmu dan Kami tidak akan membuatmu bersedih tentang umatmu" (HR Muslim)
An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَهَذَا مِنْ أَرْجَى الْأَحَادِيْثِ لِهَذِهِ الأُمَّةِ أَوْ أَرْجَاهَا
"Dan ini adalah termasuk hadits-hadits yang paling memberikan pengharapan bagi umat ini, atau inilah hadits yang paling memberikan pengharapan"
Beliau adalah orang yang penyayang terhadap para sahabatnya. Sa'ad bin Ubadah mengeluhkan sakitnya kepada beliau, maka datanglah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sebagian sahabatnya menjenguk beliau. Tatkala Nabi menemuinya Nabi mendapatinya dalam pelukan istrinya, maka beliau berkata, "Ia telah meninggal", mereka berkata, "Tidak, wahai Rasulullah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun menangis. Maka tatkala mereka melihat tangisan Nabi shallallahu 'alaih wasallam maka mereka juga menangis. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
فَرُفِعَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّبِيُّ وَنَفْسُهُ تَتَقَعْقَعُ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، فَقَالَ سَعْدٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا هَذَا؟ فَقَالَ: «هَذِهِ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ»
Diangkat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang anak kecil dalam kondisi menggeliat merintih kesakitan, maka kedua mata beliaupun mengalirkan air mata. Maka Sa'ad berkata, "Ya Rasulullah, apakah tangisan ini?", maka Nabi berkata, "Ini adalah rahmat yang Allah jadikan pada hati hamba-hambaNya" (HR Al-Bukhari dan Muslim) 
Dan Nabi 'alaihis sholatu was salaam sangat penyayang kepada pada pemuda. Malik bin Al-Huwairits berkata :
أَتَيْنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، فَظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَقْنَا أَهْلَنَا، فَسَأَلَنَا عَنْ مَنْ تَرَكْنَا مِنْ أَهْلِنَا، فَأَخْبَرْنَاهُ، وَكَانَ رَقِيقًا رَحِيمًا فَقَالَ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ، وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ»
Kami mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi dan kami adalah para pemuda yang sebaya umur, maka kamipun tinggal bersama Nabi selama 20 hari, dan beliau menduga bahwa kami rindu dengan keluarga kami dan  beliau bertanya kepada kami tentang yang kami tinggalkan di keluarga kami. Maka kamipun mengabarkan kepada beliau, dan beliau adalah seorang yang penuh lembut dan kasih sayang. Lalu beliau berkata :
"Pulanglah kalian ke keluarga kalian, ajarilah mereka, dan sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat. Jika telah tiba waktu sholat maka hendaknya salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan kemudian yang paling tua diantara kalian yang menjadi imam" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Nabi pengasih kepada para wanita, beliau mempercepat sholat beliau agar tidak memberatkan ibu dan anaknya. Rasulullah 'alaihis sholatu was salaam bersabda :
إِنِّي لأدخل فِي الصَّلَاة وَأَنا أُرِيد إطالتها، فَأَسْمع بكاء الصَّبِي، فأتجوز فِي صَلَاتي مِمَّا أعلم من شدَّة وجد أمه من بكائه
"Sungguh aku masuk dalam sholat dan aku ingin memanjangkan sholat, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka akupun mempercepat sholatku karena aku tahu beratnya perasaan ibunya karena tangisan anaknya" (HR Al-Bukhari)
Beliau penyayang kepada anak-anak, Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata :
مَا رَأَيْت أحدا أرْحم بالعيال من رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم
"Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih penyayang kepada anak-anak seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam" (HR Muslim)
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ، فَجَاءَ الْحَسَنُ، وَالْحُسَيْنُ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ، فَحَمَلَهُمَا فَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: " صَدَقَ اللهُ وَرَسُولُهُ: {إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15] نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا
Suatu hari Rasulullah sedang berkhutbah, lalu datanglah Al-Hasan dan Al-Husain radhiallahu 'anhuma, keduanya berjalan dan terjatuh. Maka Nabipun turun dari mimbar lalu menggendong keduanya dan meletakannya di hadapan beliau, lalu beliau berkata : "Sungguh benar Allah dan RasulNya ((Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah)), aku melihat kedua anak ini berjalan dan terjatuh, maka aku tidak bisa sabar sampai aku memotong khutbahku dan mengangkat keduanya" (HR Ahmad)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "Dan ini adalah termasuk kesempurnaan kasih sayang Nabi dan kelembutan beliau kepada anak-anak, dan ini merupakan pelajaran dari beliau untuk umatnya tentang kasih sayang dan kelembutan kepada anak-anak"
Yang paling pengasih dari umat ini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah memuji mereka dalam firmanNya
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Mereka keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al-Fath : 29)
Dan yang paling pengasih diantara para sahabat adalah Abu Bakar As-Shiddiq radhiallahu 'anhu, Allah telah mengumpulkan luasnya ilmu dan kasih sayang pada beliau. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
هَكَذَا الرَّجُلُ كُلَّمَا اتَّسَعَ عِلْمُهُ اتَّسَعَتْ رَحْمَتُهُ
"Demikianlah seseorang, semakin luas ilmunya maka semakin luas pula kasih sayangnya"
Dan para ulama dan orang sholeh adalah para pemilik kasih sayang, mereka berusaha menyebarkan kebaikan dan petunjuk bagi manusia. Mereka tidak menzolimi orang menyelishi mereka dan tidak berbuat lalim kepadanya.
Dan kemudian dari pada itu wahai kaum muslimin, maka sesungguhnya rahmat dan adilnya syari'at ini meliputi musuh dan teman, dan balasan sesuai dengan perbuatan, barangsiapa yang berharap mendapatkan rahmat Allah maka hendaknya ia merahmati mkahlukNya, Rasulullah 'alaihis sholatu was salaam bersabda:
إِنَّمَا يَرْحَمُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
"Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang dirahmatiNya adalah para penyayang" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Takhtimah
عن عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه ـ قال : قدم على النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ سبى ، فإذا امرأة من السبي قد تحلب ثديها تسعى : إذا وجدت صبياً في السبي ـ أخذته فألصقته ببطنها ، وأرضعته ، فقال لنا النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ ” أترون هذه طارحة ولدها في النار ؟ قلنا : لا ،وهي تقدر على ألا تطرحه . فقال : لله أرحم بعباده من هذه بولدها ” .رواه البخاري ومسلم‎
“Dari Umar bin Al Khaththab RA berkata: Didatangkanlah para tawanan perang kepada Rasulullah SAW. Maka di antara tawanan itu terdapat seorang wanita yang susunya siap mengucur berjalan tergesa-gesa – sehingga ia menemukan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu – ia segera menggendong, dan menyusuinya. Lalu Nabi Muhammad  SAWbersabda: Akankah kalian melihat ibu ini melemparkan anaknya ke dalam api? Kami menjawab: Tidak, dan ia mampu untuk tidak melemparkannya. Lalu Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi sayangnya ibu ini kepada anaknya”(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Para hamba yang dimaksudkan adalah kaum mukminin yang bertaqwa yang beramal shalih. Seperti firman Allah:
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ﴿١٥٦﴾الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia Ini dan di akhirat; Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil ….” (QS. Al A’raf: 156-157)
Hadits ini dikuatkan pula oleh riwayat Imam Ahmad dan Al Hakim dari Anas RA, berkata:
” مر النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ في نفر من أصحابه ـ وصبى على الطريق ـ فلما رأت أمه القول ـ خشيت على ولدها أن يوطأ ، فأقبلت تسعى ، وتقول : ابني . ابني ، وسعت ، فأخذته ، فقال القوم : يا رسول الله  ، ما كانت هذه لتلقي ابنها في النار ، فقال : ولا الله بطارح حبيبه في النار ، فقال : ولا الله بطارح حبيبه في النار “
Rasulullah SAW melintasi sekelompok sahabatnya – ada seorang anak kecil di tengah jalan. Ketika ibunya melihat hal itu, ibu itu ketakutan bahwa anaknya akan jatuh, lalu ia bergegas menghampiri dan memanggil-manggil: anakku-anakku, ibu itu berjalan cepat, dan mengambilnya. Para sahabat bertanya: Ibu ini tidak akan melemparkan anaknya ke dalam api. Rasulullah SAW bersabda: Dan Allah tidak akan melemparkan kekasihnya ke dalam api neraka. Dan Allah tidak akan melemparkan kekasihnya ke dalam api neraka.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:
Tidak ada seorang pun yang lebih sayang melebihi Allah. Allah SWT lebih sayang dibandingkan dengan orang yang harus menyayangi. Tidak pernah ada dalam makhluk Allah yang lebih sayang dari ibunya. Dan Rasulullah SAW bersabda: Allah lebih sayang dari pada ibu itu menyayangi anaknya.
Boleh melihat tawanan wanita. Rasulullah SAW tidak melarang melihat wanita dalam hadits di atas. Bahkan dalam hadits tadi termuat pembolehan melihatnya.
Penggunaan contoh sebagai alat bantu, sehingga bisa ditangkap secara fisik untuk hal-hal yang tidak mudah dipahami, agar mendapatkan pengertian yang tepat, meskipun yang dijadikan contoh sesuatu yang tidak akan dapat terjangkau hakikatnya. Itulah rahmat Allah yang tidak akan terjangkau oleh akal. Walau demikian Rasulullah SAW mendekatkan pemahaman itu kepada para pendengar dengan keadaan wanita tersebut.
Pemanfaatan kesempatan untuk menyampaikan dakwah. Rasulullah SAW memanfaatkan kesempatan perhatian para sahabat terhadap fenomena kasih sayang ibu kepada anaknya, lalu dialihkan kepada kasih sayang yang lebih besar, untuk memenuhi kebutuhannya, dan menjadi tempat bergantung dalam semua urusan.
Di akhirat kelak, Allah akan mengkhususkan rahmat, keutamaan, dan kebaikan dari-Nya bagi orang-orang mukmin. Allah juga akan memuliakan mereka dengan ampunan dan penghapusan dosa. Saking luasnya segenap karunia itu, sampai-sampai lisan tak mampu menceritakannya dan pikiran tak mampu membayangkannya.
إن لله مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والبهائم والهوام، فيها يتعاطفون، وبها يتراحمون، وبها تعطف الوحش على ولدها، وأخر الله تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة
“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan.Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih; dalam Shahih Bukharino. 6104 dan Shahih Muslim no. 2725; lafal hadits ini dari Abu Hurairah ‎radhiallahu ‘anhu)‎
Barangsiapa yang dirahmati Allah maka ia akan diliputi oleh kebahagiaan dan ia akan meraih kesudahan yang indah di dunia dan akhirat.
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk
هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ
Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS Ar-Rahman : 60)
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dalam al-Qur'an yang agung, dan semoga Alah menjadikan ayat dan al-Qur'an yang penuh hikmah bermanfaat bagiku dan bagi kalian. Aku menyampaikan ucapanku ini, dan aku memohon bagiku, bagi kalian, dan bagi seluruh kaum muslimin ampunan dari segala dosa, maka beristighfarlah kalian kepadaNya sesungguhnya Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar