Alloh Subhanahu Wata'ala mencintai orang yang bersifat kasih sayang
serta Allah memuji hamba-hambaNya yang saling berwasiat untuk
melakukannya
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
Dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (QS
Al-Balad : 17)
Dan perangai yang agung yang Allah jadikan diantara makhlukNya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
«خَلَقَ اللهُ مِائَةَ رَحْمَةٍ، فَوَضَعَ وَاحِدَةً بَيْنَ خَلْقِهِ وَخَبَأَ عِنْدَهُ مِائَةً إِلَّا وَاحِدَةً»
"Allah menciptakan 100 rahmat, lalu Allah meletakkan satu rahmat
diantara para hambaNya dan Allah menyimpat 99 rahmat di sisiNya" (HR
Muslim)
Dan Allah lebih mendahulukan rahmat di atas nikmat ilmu :
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Lalu mereka (Musa dan pembantunya) bertemu dengan seorang hamba di
antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari
sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (QS
Al-Kahfi : 65)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada :
إِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang (HR At-Thobrooni dalam al-Mu’jam al-Kabiir)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahmaan
(Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang-pen), rahmatilah yang ada
di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yagn ada di langit” (HR
Abu Dawud no 4941 dan At-Thirmidzi no 1924)
Kata dalam مَنْ sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah isim
maushuul, yang dalam kadiah ilmu ushuul fiqh memberikan faedah keumuman.
Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya
memerintahkan kita untuk merahmati orang yang sholeh saja… bahkan Nabi
memerintahkan kita untuk merahmati seluruh manusia… dan bukan hanya
manusia.. bahkan hewan-hewanpun termasuk di dalamnya.
Al-Munaawi rahimahullah berkata,
بِصِيْغَةِ الْعُمُوْمِ يَشْمَلُ جَمِيْعَ أَصْنَافِ الخَلاَئِقِ
فَيُرْحَمُ البَرّ وَالفَاجِرُ وَالنَّاطِقُ والْمُبْهَمُ وَالْوَحْشُ
وَالطَّيْرُ
“Sabda Nabi ((rahmatilah yang ada di bumi)) dengan konteks keumuman,
mencakup seluruh jenis makhluk, maka mencakup rahmat kepada orang baik,
orang fajir, orang yang berbicara, orang yang bisu, hewan dan burung”
(Faidhul Qodiir 1/605)
Perhatikanlah para pembaca yang budiman… kita diperintahkan oleh Allah
bukan hanya untuk merahmati manusia… bahkan kita diperintahkan untuk
merahmati hewan…!!!
قال رجلٌ : يا رسول الله! إني لأذبح الشاة فأرحمُها، قال: ” والشَّاة إِنْ رَحِمْتَهَا، رَحِمَكَ اللهُ” مَرَّتَيْنِ
“Seseorang berkata : “Wahai Rasulullah, aku menyembelih seekor kambing
lantas aku merahmatinya”, Rasulullah berkata, “Bahkan seekor kambing
jika engkau merahmatinya maka Allah akan merahmati engkau”, Rasulullah
mengucapkannya dua kali (HR Al-Bukhari di Al-Adab Al-Mufrod)
Orang yang menyembelih seekor kambing tanpa ada rasa rahmat dengan
mengasah parangnya di hadapan kambing tersebut misalnya, atau
menyembelihnya dengan parang yang tidak tajam sehingga menyakiti kambing
tersebut misalnya… tentu tidak sama dengan seseorang yang menyembelih
kambing namun dengan rasa rahmat kepada sang kambing, sehingga ia
berusaha menyembelih kambing tersebut dengan sebaik-baiknya. Orang yang
merahmati kambing maka Allah akan merahmati orang tersebut, bahkan
Rasulullah menegaskan hal ini sebanyak dua kali.
Rosululloh Bersabda ;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ حَدَّثَنَا قَيْسٌ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ لَا يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي
هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah
menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu
Khalid], telah menceritakan kepada kami [Qais], Telah menceritakan
kepada kami [Jarir bin Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang tidak mengasihi manusia, maka
Allah tidak akan mengasihinya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan
shahih. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu
Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr.]]] [HR. Tirmidzi
No.1845].
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا
شُعْبَةُ قَالَ كَتَبَ بِهِ إِلَيَّ مَنْصُورٌ وَقَرَأْتُهُ عَلَيْهِ
سَمِعَ أَبَا عُثْمَانَ مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِنْ شَقِيٍّ قَالَ
وَأَبُو عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا يُعْرَفُ
اسْمُهُ وَيُقَالُ هُوَ وَالِدُ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى
عَنْهُ أَبُو الزِّنَادِ وَقَدْ رَوَى أَبُو الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ
أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ حَدِيثٍ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
[[[Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah
menceritakan kepada kami [Abu Dawud], telah mengabarkan kepada kami
[Syu'bah] ia berkata; [Manshur] menuliskannya kepadaku dan aku
membanyakannya kepadanya, dia mendengar [Abu Utsman] mantan budak Al
Mughirah bin Syu'bah; dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Rasa kasih
sayang tidak akan dicabut kecuali dari orang yang celaka." Berkata Abu
Utsman: Orang yang meriwayatkan dari Abu Hurairah namanya tidak
diketahui dan dikatakan dia adalah orang tuanya Musa bin Abi Utsman yang
meriwayatkan darinya Abu Zinad dan Abu Zinad telah meriwayatkan hadits
dari Musa bin Abi Utsman dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari satu hadits. Berkata Abu Isa:
ini merupakan hadits hasan.]]] [HR. Tirmidzi No.1846].
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ
دِينَارٍ عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ
يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ
فِي السَّمَاءِ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَمَنْ وَصَلَهَا
وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
[[[Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan
kepada kami [Sufyan] dari [Amr bin Dinar] dari [Abu Qabus] dari
[Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman,
berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di
langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang)
itu diambil dari lafazh Ar Rahman, maka barang siapa yang menyambung
tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya)
dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan
memutusnya (dari rahmat-Nya)." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits
hasan shahih.]]] [HR. Tirmidzi No.1847].
Bahkan jika seseorang memberikan kasih sayang pada seekor anjing… renungkanlah hadits ini
بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ
رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا
فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ
“Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan
berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba
anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani
Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun
ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum
kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut
karena amalannya itu” (HR Al-Bukhari no 3467 dan Muslim no 2245)
Jika merahamati seekor hewan maka mendatangkan rahmat Allah dan kasih
sayang Allah maka bagaimana lagi jika kita merahmati sesama manusia ???
Rosululloh SAW Sebagai Contoh Dalam Berkasih Sayang
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi yang diutus
sebagai rahmat untuk seluruh Alam, dan beliau adalah seorang Nabi yang
sangat penyayang terhadap seluruh makhluk, baik manusia, binatang maupun
tumbuhan. Berikut ini beberapa hadits yang menjelaskan kasih sayang
Nabi terhadap sesama manusia, sekalipun manusia tersebut kafir dan
menolak dakwah beliaushallallahu ‘alaihi wasallam,
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya dia pernah bertanya kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah Anda pernah melewati
(merasakan) suatu hari yang lebih berat dibandingkan hari perang Uhud?”.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيتُ وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ
مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ
يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلَالٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ
فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا
وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا
بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ
فَنَادَانِي فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ وَمَا
رَدُّوا عَلَيْكَ وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ
بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ
ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ إِنْ شِئْتَ أَنْ
أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ
مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
” Sungguh aku banyak merasakan gangguan (perlakuan jahat) dari kaummu.
Dan gangguan paling berat yang datang dari mereka adalah ketika kejadian
pada hari Al-Aqabah ketika aku menawarkan diriku kepada Ibnu ‘Abdi
Yalil bin ‘Abdi Kulal namun dia tidak mau memenuhi keinginanku. Lalu aku
pergi dengan wajah sedih, aku tidak sadar kecuali aku telah berada di
Qarnu ats-Tsa’aalib. Aku mengangkat kepalaku ternyata aku berada di
bawah awan yang menaungiku, dan ternyata di atasnya ada Jibril
‘alaihissalam, lalu dia memanggilku seraya berkata, “Sesungguhnya Allah
mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan apa bantahan mereka kepadamu. Dan
Dia (Allah) telah mengutus kepadamu Malaikat penjaga gunung, untuk kamu
perintahkan sesuai kehendakmu terhadap mereka. ” Kemudian Malaikat
penjaga gunung memanggilku, lalu memberi salam kepadaku kemudian
berkata, “Wahai Muhammad, apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu
ingin aku akan timpakan kepada mereka dua gunung Akhsyab (niscaya akan
aku lakukan).” Maka Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ” Tidak
(aku tidak ingin itu), akan tetapi aku berharap kepada Allah bahwa akan
terlahir dari tulang sulbi mereka orang-orang yang menyembah Allah
semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR.
Al-Bukhari no. 3059 dan Muslim no. 4754 dan redaksi ini ada dalam Shahih
al-Bukhari)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
أن امرأة وجدت في بعض مغازي رسول الله صلى الله عليه وسلم مقتولة . فأنكر
رسول الله صلى الله عليه وسلم قتل النساء والصبيان >> رواه البخاري
ومسلم
” Sesungguhnya pernah ada seorang perempuan yang terbunuh pada salah
satu peperangan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengingkari
(menolak dan tidak membenarkan) pembunuhan terhadap wanita dan
anak-anak.” (HR. Al-Bukhari (2851) Muslim (4645))
Dan dalam riwayat lain,
وفي رواية لهما ( وجدت امرأة مقتولة في بعض تلك المغازي . فنهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قتل النساء والصبيان
” Ada seorang perempuan yang terbunuh pada salah satu peperangan
tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammelarang
pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak.” (HR. Al-Bukhari Muslim
(4646))
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuberkata,
كان غلام يهودي يخدم النبي صلى الله عليه وسلم فمرض ، فأتاه النبي صلى الله
عليه وسلم يعوده ، فقعد عند رأسه ، فقال له : أسلم . فنظر إلى أبيه وهو
عنده ، فقال له : أطع أبا القاسم صلى الله عليه وسلم ، فأسلم ، فخرج النبي
صلى الله عليه وسلم وهو يقول : الحمد لله الذي أنقذه من النار >>
رواه البخاري
” Dahulu ada seorang anak Yahudi yang senantiasa melayani (membantu)
Nabishallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian ia sakit. Maka, Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam mendatanginya untuk menjenguknya, lalu
beliau duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata, ” Masuk Islam-lah!”
Maka anak Yahudi itu melihat ke arah ayahnya yang ada di dekatnya, maka
ayahnya berkata, ‘Taatilah Abul Qasim (Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam).” Maka anak itu pun masuk Islam. Lalu Nabishallallahu ‘alaihi
wasallam keluar seraya bersabda, ” Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkannya dari Neraka.””[Shahih Bukhari, No. 1356, 5657]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من قتل نفسا معاهدا لم يرح رائحة الجنة ، وإن ريحها ليوجد من مسيرة أربعين عاما . رواه البخاري
”Barang siapa yang membunuh seorang kafir Mu’ahad tidak akan mencium
aroma Surga, padahal aroma Surga sungguh didapatkan dari jarak sejauh
empat puluh tahun perjalanan.” (HR. al-Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,
قيل : يا رسول الله ! ادع على المشركين . قال ” إني لم أبعث لعانا . وإنما بعثت رحمة “. رواه مسلم
Dikatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ”Wahai Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam! Doakanlah keburukan (laknatlah) atas kaum
musyrikin.” Nabishallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ” Sesungguhnya
aku diutus bukan sebagai pelaknat, namun aku diutus sebagai rahmat
(pembawa kasih sayang).” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,
كنت أدعو أمي إلى الإسلام وهي مشركة . فدعوتها يوما فأسمعتني في رسول الله
صلى الله عليه وسلم ما أكره . فأتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا
أبكي . قلت : يا رسول الله ! إني كنت أدعو أمي إلى الإسلام فتأبى علي .
فدعوتها اليوم فأسمعتني فيك ما أكره . فادع الله أن يهدي أم أبي هريرة .
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” اللهم ! اهد أم أبي هريرة ” فخرجت
مستبشرا بدعوة نبي الله صلى الله عليه وسلم . فلما جئت فصرت إلى الباب .
فإذا هو مجاف . فسمعت أمي خشف قدمي . فقالت : مكانك ! يا أبا هريرة ! وسمعت
خضخضة الماء . قال فاغتسلت ولبست درعها وعجلت عن خمارها . ففتحت الباب .
ثم قالت : يا أبا هريرة ! أشهد أن لا إله إلا الله ، وأشهد أن محمدا عبده
ورسوله . قال فرجعت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فأتيته وأنا أبكي
من الفرح . قال قلت : يا رسول الله ! أبشر قد استجاب الله دعوتك وهدى أم
أبي هريرة . فحمد الله وأثنى عليه وقال خيرا . قال قلت : يا رسول الله !
ادع الله أن يحببني أنا وأمي إلى عبادة المؤمنين ، ويحببهم إلينا . قال
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” اللهم ! حبب عبيدك هذا – يعني أبا
هريرة – وأمه إلى عبادك المؤمنين . وحبب إليهم المؤمنين ” فما خلق مؤمن
يسمع بي ، ولا يراني ، إلا أحبني .. رواه مسلم
” Dahulu aku senantiasa mengajak ibuku agar masuk Islam, saat itu dia
adalah wanita musyrik. Pada suatu hari aku mengajaknya, namun dia justru
memperdengarkan (berkata) kepadaku tentang Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sesuatu yang tidak aku sukai. Maka aku mendatangi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan menangis, lalu aku
berkata, ” Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku terus-menerus mengajak
ibuku masuk Islam, lalu dia menolakku. Kemudian pada hari ini aku
mengajaknya untuk itu, namun dia justru memperdengarkan kepadaku
mengenai dirimu sesuatu yang tidak aku sukai. Maka doakanlah kepada
Allah agar memberikan petunjuk kepada ibu Abu Hurairah.” Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallamberdoa: ” Ya Allah, berilah hidayah kepada
ibu Abu Hurairah” Kemudian aku keluar dengan perasaan gembira karena
do’a Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wasallamtersebut. Ketika sampai
rumah, lalu aku melihat ke pintu ternyata aku dapati pintu rumah sedikit
terbuka, sehingga ibuku mendengar langkah kedua kakiku, lalu dia
berkata:” Tetaplah di tempatmu wahai Abu Hurairah.”. Lalu aku mendengar
suara gemericik air. Abu Hurairah berkata:“ Ternyata dia mandi lalu
mengenakan pakaian rumahnya dan bergegas memakai kerudungnya, lalu
membukakan pintu. Kemudian dia berkata:” Wahai Abu Hurairah, aku
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”. Abu Hurairah
berkata:“ Aku pun kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, aku menemui beliau sambil menangis karena bahagia.” Kemudian
aku berkata:” Wahai Rasulullah, bergembiralah, sesungguhnya Allah telah
mengabulkan doa anda dan memberikan hidayah (petunjuk) kepada ibu Abu
Hurairah.” Maka beliaupun memuji Allah, menyanjung-Nya dan mengucapkan
kata-kata yang baik. Abu Hurairah berkata, “Aku berkata:” Wahai
Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan aku dan ibuku
dicintai oleh hamba-hamba-Nya yang beriman dan agar Allah membuat kami
pun mencintai mereka.” Abu Hurairah berkata:“ Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallamberdoa:” Ya Allah, jadikanlah kedua hambamu
ini –yakni, Abu Hurairah- dan ibunya sebagai orang yang dicintai oleh
hamba-hamba-Mu yang beriman dan jadikanlah keduanya mencintai
orang-orang yang beriman.” Maka sejak itu tidaklah ada seorang mukmin
yang tercipta dan mendengar tentang diriku atau melihatku melainkan
pasti mencintaiku.” (HR. Muslim dalam Kitab Fadha’il as-Shahabah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuberkata,
قدم طفيل بن عمرو الدوسي وأصحابه ، على النبي صلى الله عليه وسلم فقالوا :
يا رسول الله ، إن دوسا عصت وأبت ، فادع الله عليها ، فقيل : هلكت دوس ،
قال : ( اللهم اهد دوسا وأت بهم ) رواه البخاري
”Thufail bin ‘Amr ad-Dausi dan para Shahabatnya datang kepada
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mereka berkata, “Wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sesugguhnya suku Daus ingkar
dan enggan (masuk Islam), maka doakanlah keburukan atas mereka.” Ada
yang mengatakan, ”Celakahlah Daus.” Nabishallallahu ‘alaihi wasallam
berdoa, ”Ya Allah berilah hidayah kepada suku Daus dan datangkanlah
mereka (dalam keadaan Islam).”
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya para Shahabat berkata,
يا رسول الله ! أحرقتنا نبال ثقيف ، فادع الله عليهم . فقال : اللهم اهد ثقيفا >> رواه الترمذي بسند صحيح
”Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, panah-panah Bani Tsaqif
menyerang kami, doakanlah keburukan atas mereka. ”Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Ya Allah berilah hidayah kepada
Bani Tsaqif.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad shahih)
Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan tentang kasih sayang beliau terhadap manusia dan makhluk lainnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
فعلى الإنسان أن يكون مقصودُه نفع الخلق، والإحسان إليهم مطلقا، وهذا هو
الرحمة التي بُعث بها محمد - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Dan hendaknya tujuan seseorang adalah memberi manfaat kepada manusia
dan berbuat baik kepada mereka secara mutlak, dan inilah rahmat yang
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus dengannya" (Jami'ul
Masaa'il 6/37)
Kasih sayang merupakan karunia yang Allah berikan kepada hambaNya yang
Ia kehendaki. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- berkata kepada seorang
arab badui yang kaku dan tidak mengasihi anak-anaknya :
أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ؟
"Apakah aku bisa mencegah darimu jika Allah mencabut kasih sayang dari hatimu" (HR Al-Bukhari)
Dan kapan Allah berkehendak kebaikan bagi hambaNya maka Allah turunkan rahmat pada hatinya.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (QS Al-Fath : 4), Ibnu Abbas berkata : (Ketenangan) yaitu Rahmat
فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ
ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS Al-Fath : 4)
Bagian rahmat bagi setiap hamba sesuai dengan kadar bagiannya dari
petunjuk, karenanya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling besar kasih sayangnya. Allah berfirman :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. (QS Al-Fath : 29)
Allah mensifati kaum mukminin bahwasanya mereka :
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
"Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin" (QS Al-Maidah :
54), Ibnu Abbas berkata, "Maksud dari "lemah lembut" adalah rahmat"
Dipenuhinya hati dengan kasih sayang merupakan tanda kebahagiaan, dan ia
merupakan sebab diraihnya rahmat Allah, Nabi –'alaihis sholatu was
salaam- bersabda :
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Orang-orang yang mengasihi dirahmati oleh Ar-Rahman (Yang Maha
Pengasih), kasihilah yang ada di bumi nicaya Yang di langit akan
mengasihi kalian" (HR Abu Dawud)
Dan diantara orang-orang yang masuk surga adalah kaum yang hatinya penuh
dengan rahmat dan kelembutan disertai keimanan. Nabi –'alaihis sholatu
was salaam- bersabda :
وَأهل الْجنَّة ثلاثةٌ: ذُو سُلْطَان مقسط متصدق موفق. وَرجل رحيمٌ رَقِيق الْقلب لكل ذِي قربى وَمُسلم. وعفيفٌ متعفف ذُو عِيَال
"Dan penghuni surga tiga golongan, (1) pemilik kekuasaan yang adil,
dermawan, lagi mendapat petunjuk, (2) lelaki yang pengasih, berhati
lembut kepada setiap kerabat dan setiap muslim, (3) dan seorang yang
menjaga harga dirinya (dari perkara yang haram) dan berusaha menjaga
dirinya (untuk tidak minta-minta) sementara ia memiliki anak-anak (yang
dibawah tanggungannya-pen)"(HR Muslim)
Hati yang keras akibat kosongnya dari kasih sayang, Allah telah mencela sebagian kaum maka Allah berfirman :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ
Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras(QS Al-Baqoroh : 74)
Al-Baghowi berkata :
يَبِسَتْ وَجَفَّتْ، جَفَافُ الْقَلْبِ: خُرُوْجُ الرَّحْمَةِ وَاللِّيْنِ عَنْهُ
"Yaitu hati kalian kering, dan keringnya hati dengan keluarnya rahmat dan kelembutan darinya"
Dan hal ini merupakan tanda kesengsaraan, Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ
"Tidaklah dicabut rahmat kecuali dari orang yang sengsara" (HR Abu Dawud)
Dan barangsiapa yang tidak mengasihi makhluk maka Allah tidak mengasihinya. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
لاَ يَرْحَمُ اللهَ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ
"Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia" (HR Al-Bukhari)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengingkari orang yang enggan melakukan sedikit dari dampak kasih sayang
قبَّل رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم الْحسن بن عَليّ وَعِنْده
الْأَقْرَع بن حَابِس التَّمِيمِي جالسٌ، فَقَالَ الْأَقْرَع بن حَابِس:
إِن لي عشرَة من الْوَلَد مَا قبلت مِنْهُم أحدا. فَنظر إِلَيْهِ رَسُول
الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم ثمَّ قَالَ: من لَا يرحم لَا يرحم
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Al-Hasan bin Ali, dan di
sisi beliau ada Al-Aqro' bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka
Al-Aqro' berkata, "Aku memiliki sepuluh orang anak, tidak seorangpun
yang aku cium". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun memandang
kepadanya lalu berkata, "Barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak
disayangi" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Batthol rahimahullah berkata, "Dan mengasihi anak kecil,
memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya merupakan amalan yang
diridoi oleh Allah, dan diberi ganjaran oleh Allah. Mencium anak kecil
dan menggendongnya dan memperhatikannya termasuk sebab yang berhak untuk
mendatangkan rahmat Allah".
Orang yang paling utama untuk dikasihi adalah kedua orang tua, Allah berfirman ;
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan (QS Al-Isroo' ; 24)
Dan anak yang terbaik adalah anak yang paling menyayangi kedua orangtuanya.
فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan
anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam
kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).(QS Al-Kahfi : 81)
Saling mengasihi diantara kaum muslimin menjadikan mereka seperti tubuh
yang satu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ
كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ
بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى
"Engkau melihat kaum mukminin dalam saling mengasihi diantara mereka,
saling mencintai diantara mereka, saling lembut diantara mereka seperti
satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota
tubuh yang lain ikut sakit demam dan tidak bisa tidur" (HR Al-Bukhari
dan Muslim)
Hewan-hewan juga syari'at telah mengkhususkan untuk dirahmati, Nabi 'alaihis sholatu was salaam bersabda
وَالشَّاةُ إِنْ رَحِمْتَهَا رَحِمَكَ اللهُ
"Dan kambing jika engkau mengasihinya maka Allah akan mengasihimu" (HR Ahmad)
Dan seorang mukmin meramati orang kafir karena kehilangan petunjuk dan membencinya karena ia tidak beriman.
Barangsiapa yang tergelincir kakinya hingga terjerumus dalam kemaksiatan
maka ia berhak untuk mendapatkan kasih sayang dengan dinasehati dan
didoakan hidayah baginya. Didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam seorang yang telah meminum arak, maka Nabi berkata, "Pukullah
ia". Abu Huroiroh radhiallahu 'anhu berkata, "Diantara kami ada yang
memukulnya dengan tangannya, ada yang memukul dengan sendalnya, ada yang
memukul dengan bajunya". Tatkala orang tersebut pergi sebagian orang
berkata, أَخْزَاكَ اللهُ "Semoga Allah menghinakanmu", maka Rasulullah
berkata :
لاَ تَقُوْلُوا هَكَذَا، لاَ تُعِيْنُوا عَلَيْهِ الشَّيْطَانَ، وَلَكِنْ قُوْلُوْ : رَحِمَكَ اللهُ
"Janganlah kalian berkata demikian !, janganlah kalian membantu syaitan
untuk (menjatuhkan)nya !, akan tetapi katakanlah ; "Semoga Allah
merahmatimu" (HR Ahmad)
Dan yang paling pengasih adalah para rasul Allah, mereka berusaha untuk
memberi hidayah kepada manusia, mereka menyeru kaumnya dengan menempuh
berbagai macam jalan demi menyelamatkan kaumnya dari kebinasaan, mereka
bersabar atas gangguan kaumnya dan mereka tidak terburu-buru untuk
meminta Allah menurunkan adzab bagi kaumnya.
Adam 'alaihis salam menangis tatkala melihat penghuni neraka dari
keturunannya, Nabi 'alaihis sholatu was salaam –dalam kisah mi'roj-
bersabda :
قلت: يَا جِبْرِيل، من هَذَا؟ قَالَ: هَذَا آدم، وَهَذِه الأَسْوِدَةُ عَن
يَمِينه وَعَن شِمَاله نَسَمُ بَنِيْهِ، فَأهل الْيَمين أهل الْجنَّة،
والأسودةُ الَّتِي عَن شِمَاله أهل النَّار. فَإِذا نظر قبل يَمِينه ضحك،
وَإِذا نظر قبل شِمَاله بَكَى
"Aku berkata : Ya Jibril, siapakah ini?", ia berkata, "Ini adalah Adam,
dan ini adalah jama'ah yang berada di sebelah kanannya, dan disebelah
kirinya ruh-ruh keturunannya. Maka yang ada disebelah kanan adalah para
penghuni surga, dan yang ada di sebelah kiri adalah penghuni neraka.
Jika Adam melihat ke sebelah kanannya maka ia tertawa, dan jika ia
melihat ke sebelah kirinya maka ia menangis" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Ibrahim 'alaihis salam adalah seorang yang sangat belas kasih kepada kaumnya, beliau berkata kepada Robnya :
فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Maka Barangsiapa yang mengikutiku, maka Sesungguhnya orang itu termasuk
golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya
Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ibrahim : 36)
Karena kelembutan hatinya maka beliau sayang kepada kaum para nabi,
beliau mendebat para malaikat agar tidak mengadzab kaum nabi Luth,
berharap mereka akan beriman.
Nabi Musa 'alaihis salaam pengasih kepada kedua wanita, maka beliaupun
menimbakan air buat mereka berdua, dan ia termasuk para rasul ulul azmi,
dan kasih sayangnya berlanjut hingga ke umat ini, beliau telah
menganjurkan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar
kembali kepada Allah dalam rangka meminta keringanan dalam sholat,
sehingga Allah memberi keringanan dari 50 waktu menjadi 5 waktu.
Nabi Yahya 'alaihis salaam, dijadikan Allah sebagai pemilik belas kasih
وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا
Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan
dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa (QS Maryam : 13)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
"Makna ayat adalah : Dan Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami
dan sikap belas kasih kepada para hamba agar ia menyeru mereka kepada
ketaatan kepada Rob mereka, serta ia mengamalkan amal sholeh dalam
keikhlasan"
Nabi Isa 'alaihis salam Allah menjadikannya berbakti kepada ibunya dan bukan orang angkuh yang tidak penyayang
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا (٣٢)
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.(QS maryam : 32)
Ada seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah, dan iapun mengusap darah dari wajahnya seraya berkata :
رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَعْلَمُوْنَ
"Ya Allah ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah makhluk Allah
yang paling penyayang, dan diantara nama-nama beliau adalah نَبِيُّ
الرَّحْمَةِ Nabi kasih sayang (HR An-Nasaai)
Tatkala dikatakan kepada beliau, "Berdoalah kecelakaan bagi kaum musyrikin", maka beliau berkata :
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
"Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai tukang laknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat"(HR Muslim)
Allah mengutus beliau sebagai rahmat untuk seluruh makhluk
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiyaa' : 107)
Tatkalah kaumnya menyakitinya maka malaikat gunung berseru kepadanya dan memberi salam kepadanya dan berkata,
يَا مُحَمَّدُ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْنِ
"Wahai Muhammad, jika kau mau maka aku akan menimpakan dua gunung kepada mereka" Maka Nabi 'alaihis sholatu was salaam berkata :
«بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا»
"Bahkan aku berharap Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang yang
menyembah Allah semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun" (HR
Al-Bukhari dan Muslim)
Allah mengutus beliau untuk seluruh alam, barangsiapa yang menerima
rahmat dan mensyukuri nikmat ini maka ia akan bahagia di dunia dan di
akhirat, dan barangsiapa yang menolaknya dan mengingkarinya maka ia
telah rugi di dunia dan di akhirat.
Dan Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi kaum mukminin secara khusus
وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
Dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu." (QS At-Taubah : 61)
Beliau sangat penyayang terhadap umatnya.
أَن النَّبِي صلى الله عَلَيْهِ وَسلم تَلا قَول الله عز وَجل فِي
إِبْرَاهِيم عَلَيْهِ السَّلَام: {رب إنَّهُنَّ أضللن كثيرا من النَّاس
فَمن تَبِعنِي فَإِنَّهُ مني} وَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَام: {إِن
تُعَذبهُمْ فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز
الْحَكِيم} فَرفع يَدَيْهِ وَقَالَ: " اللَّهُمَّ أمتِي أمتِي وَبكى.
فَقَالَ الله عز وَجل: يَا جِبْرِيل، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّد - وَرَبك أعلم
- فسله مَا يبكيك؟ فَأَتَاهُ جِبْرِيل فَسَأَلَهُ، فَأخْبرهُ رَسُول الله
صلى الله عَلَيْهِ وَسلم بِمَا قَالَ - وَهُوَ أعلم - فَقَالَ الله: يَا
جِبْرِيل، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّد فَقل: إِنَّا سنرضيك فِي أمتك وَلَا
نسوءك
Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca firman Allah tentang Ibrahim
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي
فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan
kebanyakan daripada manusia, Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka
Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku, dan Barangsiapa yang
mendurhakai Aku, Maka Sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS Ibrahim : 36)
Dan Isa 'alaihis salam berkata :
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١١٨)
Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba
Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Maidah : 118)
Maka Nabipun mengangkat kedua tangan beliau dan berkata : "Ya Allah, umatku…umatku...", dan beliaupun menangis.
Maka Allah azza wa jalla berkata, "Ya Jibril, pergilah kepada Muhammad
–dan Robmu lebih mengetahui-, maka tanyalah ia, apa yang telah membuatmu
menangis?. Maka Jibrilpun mendatangi beliau 'alaihis sholatu was salaam
lalu bertanya kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam
mengabarkan kepada Jibri dengan apa yang ia ucapkan, dan Allah lebih
mengetahui. Maka Allah berkata, "Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad
dan katakanlah : "Kami akan menjadikan engkau rido/senang pada umatmu
dan Kami tidak akan membuatmu bersedih tentang umatmu" (HR Muslim)
An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَهَذَا مِنْ أَرْجَى الْأَحَادِيْثِ لِهَذِهِ الأُمَّةِ أَوْ أَرْجَاهَا
"Dan ini adalah termasuk hadits-hadits yang paling memberikan
pengharapan bagi umat ini, atau inilah hadits yang paling memberikan
pengharapan"
Beliau adalah orang yang penyayang terhadap para sahabatnya. Sa'ad bin
Ubadah mengeluhkan sakitnya kepada beliau, maka datanglah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersama sebagian sahabatnya menjenguk
beliau. Tatkala Nabi menemuinya Nabi mendapatinya dalam pelukan
istrinya, maka beliau berkata, "Ia telah meninggal", mereka berkata,
"Tidak, wahai Rasulullah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun
menangis. Maka tatkala mereka melihat tangisan Nabi shallallahu 'alaih
wasallam maka mereka juga menangis. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
فَرُفِعَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الصَّبِيُّ وَنَفْسُهُ تَتَقَعْقَعُ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، فَقَالَ سَعْدٌ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا هَذَا؟ فَقَالَ: «هَذِهِ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا
اللَّهُ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ»
Diangkat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang anak kecil
dalam kondisi menggeliat merintih kesakitan, maka kedua mata beliaupun
mengalirkan air mata. Maka Sa'ad berkata, "Ya Rasulullah, apakah
tangisan ini?", maka Nabi berkata, "Ini adalah rahmat yang Allah jadikan
pada hati hamba-hambaNya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi 'alaihis sholatu was salaam sangat penyayang kepada pada pemuda. Malik bin Al-Huwairits berkata :
أَتَيْنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ
شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً،
فَظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَقْنَا أَهْلَنَا، فَسَأَلَنَا عَنْ مَنْ
تَرَكْنَا مِنْ أَهْلِنَا، فَأَخْبَرْنَاهُ، وَكَانَ رَقِيقًا رَحِيمًا
فَقَالَ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ
وَعَلِّمُوهُمْ، وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي،
فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ، ثُمَّ
لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ»
Kami mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi dan kami
adalah para pemuda yang sebaya umur, maka kamipun tinggal bersama Nabi
selama 20 hari, dan beliau menduga bahwa kami rindu dengan keluarga kami
dan beliau bertanya kepada kami tentang yang kami tinggalkan di
keluarga kami. Maka kamipun mengabarkan kepada beliau, dan beliau adalah
seorang yang penuh lembut dan kasih sayang. Lalu beliau berkata :
"Pulanglah kalian ke keluarga kalian, ajarilah mereka, dan sholatlah
kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat. Jika telah tiba waktu
sholat maka hendaknya salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan
kemudian yang paling tua diantara kalian yang menjadi imam" (HR
Al-Bukhari dan Muslim)
Nabi pengasih kepada para wanita, beliau mempercepat sholat beliau agar
tidak memberatkan ibu dan anaknya. Rasulullah 'alaihis sholatu was
salaam bersabda :
إِنِّي لأدخل فِي الصَّلَاة وَأَنا أُرِيد إطالتها، فَأَسْمع بكاء
الصَّبِي، فأتجوز فِي صَلَاتي مِمَّا أعلم من شدَّة وجد أمه من بكائه
"Sungguh aku masuk dalam sholat dan aku ingin memanjangkan sholat, lalu
aku mendengar tangisan anak kecil, maka akupun mempercepat sholatku
karena aku tahu beratnya perasaan ibunya karena tangisan anaknya" (HR
Al-Bukhari)
Beliau penyayang kepada anak-anak, Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata :
مَا رَأَيْت أحدا أرْحم بالعيال من رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم
"Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih penyayang kepada
anak-anak seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam" (HR Muslim)
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ، فَجَاءَ
الْحَسَنُ، وَالْحُسَيْنُ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَنَزَلَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ، فَحَمَلَهُمَا
فَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: " صَدَقَ اللهُ وَرَسُولُهُ:
{إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15] نَظَرْتُ
إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ
أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا
Suatu hari Rasulullah sedang berkhutbah, lalu datanglah Al-Hasan dan
Al-Husain radhiallahu 'anhuma, keduanya berjalan dan terjatuh. Maka
Nabipun turun dari mimbar lalu menggendong keduanya dan meletakannya di
hadapan beliau, lalu beliau berkata : "Sungguh benar Allah dan RasulNya
((Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah)), aku
melihat kedua anak ini berjalan dan terjatuh, maka aku tidak bisa sabar
sampai aku memotong khutbahku dan mengangkat keduanya" (HR Ahmad)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "Dan ini adalah termasuk kesempurnaan
kasih sayang Nabi dan kelembutan beliau kepada anak-anak, dan ini
merupakan pelajaran dari beliau untuk umatnya tentang kasih sayang dan
kelembutan kepada anak-anak"
Yang paling pengasih dari umat ini adalah para sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, Allah memuji mereka dalam firmanNya
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Mereka keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al-Fath : 29)
Dan yang paling pengasih diantara para sahabat adalah Abu Bakar
As-Shiddiq radhiallahu 'anhu, Allah telah mengumpulkan luasnya ilmu dan
kasih sayang pada beliau. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
هَكَذَا الرَّجُلُ كُلَّمَا اتَّسَعَ عِلْمُهُ اتَّسَعَتْ رَحْمَتُهُ
"Demikianlah seseorang, semakin luas ilmunya maka semakin luas pula kasih sayangnya"
Dan para ulama dan orang sholeh adalah para pemilik kasih sayang, mereka
berusaha menyebarkan kebaikan dan petunjuk bagi manusia. Mereka tidak
menzolimi orang menyelishi mereka dan tidak berbuat lalim kepadanya.
Dan kemudian dari pada itu wahai kaum muslimin, maka sesungguhnya rahmat
dan adilnya syari'at ini meliputi musuh dan teman, dan balasan sesuai
dengan perbuatan, barangsiapa yang berharap mendapatkan rahmat Allah
maka hendaknya ia merahmati mkahlukNya, Rasulullah 'alaihis sholatu was
salaam bersabda:
إِنَّمَا يَرْحَمُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
"Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang dirahmatiNya adalah para penyayang" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Takhtimah
عن عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه ـ قال : قدم على النبي ـ صلى الله عليه
وسلم ـ سبى ، فإذا امرأة من السبي قد تحلب ثديها تسعى : إذا وجدت صبياً في
السبي ـ أخذته فألصقته ببطنها ، وأرضعته ، فقال لنا النبي ـ صلى الله عليه
وسلم ـ ” أترون هذه طارحة ولدها في النار ؟ قلنا : لا ،وهي تقدر على ألا
تطرحه . فقال : لله أرحم بعباده من هذه بولدها ” .رواه البخاري ومسلم
“Dari Umar bin Al Khaththab RA berkata: Didatangkanlah para tawanan
perang kepada Rasulullah SAW. Maka di antara tawanan itu terdapat
seorang wanita yang susunya siap mengucur berjalan tergesa-gesa –
sehingga ia menemukan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu – ia
segera menggendong, dan menyusuinya. Lalu Nabi Muhammad SAWbersabda:
Akankah kalian melihat ibu ini melemparkan anaknya ke dalam api? Kami
menjawab: Tidak, dan ia mampu untuk tidak melemparkannya. Lalu Nabi
bersabda: Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi
sayangnya ibu ini kepada anaknya”(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Para hamba yang dimaksudkan adalah kaum mukminin yang bertaqwa yang beramal shalih. Seperti firman Allah:
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا
هُدْنَا إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ
يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا
يُؤْمِنُونَ﴿١٥٦﴾الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ
الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia Ini dan di akhirat;
Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman:
“Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku
meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat kami. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul,
nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil ….” (QS. Al A’raf: 156-157)
Hadits ini dikuatkan pula oleh riwayat Imam Ahmad dan Al Hakim dari Anas RA, berkata:
” مر النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ في نفر من أصحابه ـ وصبى على الطريق ـ
فلما رأت أمه القول ـ خشيت على ولدها أن يوطأ ، فأقبلت تسعى ، وتقول : ابني
. ابني ، وسعت ، فأخذته ، فقال القوم : يا رسول الله ، ما كانت هذه لتلقي
ابنها في النار ، فقال : ولا الله بطارح حبيبه في النار ، فقال : ولا الله
بطارح حبيبه في النار “
Rasulullah SAW melintasi sekelompok sahabatnya – ada seorang anak kecil
di tengah jalan. Ketika ibunya melihat hal itu, ibu itu ketakutan bahwa
anaknya akan jatuh, lalu ia bergegas menghampiri dan memanggil-manggil:
anakku-anakku, ibu itu berjalan cepat, dan mengambilnya. Para sahabat
bertanya: Ibu ini tidak akan melemparkan anaknya ke dalam api.
Rasulullah SAW bersabda: Dan Allah tidak akan melemparkan kekasihnya ke
dalam api neraka. Dan Allah tidak akan melemparkan kekasihnya ke dalam
api neraka.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:
Tidak ada seorang pun yang lebih sayang melebihi Allah. Allah SWT lebih
sayang dibandingkan dengan orang yang harus menyayangi. Tidak pernah ada
dalam makhluk Allah yang lebih sayang dari ibunya. Dan Rasulullah SAW
bersabda: Allah lebih sayang dari pada ibu itu menyayangi anaknya.
Boleh melihat tawanan wanita. Rasulullah SAW tidak melarang melihat
wanita dalam hadits di atas. Bahkan dalam hadits tadi termuat pembolehan
melihatnya.
Penggunaan contoh sebagai alat bantu, sehingga bisa ditangkap secara
fisik untuk hal-hal yang tidak mudah dipahami, agar mendapatkan
pengertian yang tepat, meskipun yang dijadikan contoh sesuatu yang tidak
akan dapat terjangkau hakikatnya. Itulah rahmat Allah yang tidak akan
terjangkau oleh akal. Walau demikian Rasulullah SAW mendekatkan
pemahaman itu kepada para pendengar dengan keadaan wanita tersebut.
Pemanfaatan kesempatan untuk menyampaikan dakwah. Rasulullah SAW
memanfaatkan kesempatan perhatian para sahabat terhadap fenomena kasih
sayang ibu kepada anaknya, lalu dialihkan kepada kasih sayang yang lebih
besar, untuk memenuhi kebutuhannya, dan menjadi tempat bergantung dalam
semua urusan.
Di akhirat kelak, Allah akan mengkhususkan rahmat, keutamaan, dan
kebaikan dari-Nya bagi orang-orang mukmin. Allah juga akan memuliakan
mereka dengan ampunan dan penghapusan dosa. Saking luasnya segenap
karunia itu, sampai-sampai lisan tak mampu menceritakannya dan pikiran
tak mampu membayangkannya.
إن لله مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والبهائم والهوام،
فيها يتعاطفون، وبها يتراحمون، وبها تعطف الوحش على ولدها، وأخر الله تسعا
وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة
“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya
diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan.Dengan
rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya
pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat
untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih; dalam Shahih Bukharino. 6104 dan Shahih Muslim no.
2725; lafal hadits ini dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Barangsiapa yang dirahmati Allah maka ia akan diliputi oleh kebahagiaan
dan ia akan meraih kesudahan yang indah di dunia dan akhirat.
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk
هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ
Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS Ar-Rahman : 60)
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dalam al-Qur'an yang agung, dan
semoga Alah menjadikan ayat dan al-Qur'an yang penuh hikmah bermanfaat
bagiku dan bagi kalian. Aku menyampaikan ucapanku ini, dan aku memohon
bagiku, bagi kalian, dan bagi seluruh kaum muslimin ampunan dari segala
dosa, maka beristighfarlah kalian kepadaNya sesungguhnya Ia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar