Manusia sering kali lupa atas nikmat yang Allah berikan, karena
kebanyakan manusia melupakan dan selalu merasa kurang atas apa yang ia
miliki, sehingga ia selalu diliputi perasaan iri dan dengki atas nikmat
yang orang lain dapatkan, dan menjadikan kehidupannya tidak tenang. Hal
ini merupakan kecenderungan manusia yang selalu tidak akan merasa puas
dengan apa yang ia miliki. Padahal jika kita mau mensyukuri apa yang ada
pada diri kita, terlebih lagi memahami bahwa semua yang ada di dunia
ini hanyalah titipan dan cobaan
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus
bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana’ah
(kepuasan dan kerelaan). Sikap qana’ah ini harus dimiliki oleh orang
yang kaya maupun orang yang miskin adapun wujud qana’ah yaitu merasa
cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki
manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak
rakus mencari harta benda dengan menghalalkan segala cara
Sebagai manusia kita memang mempunyai banyak kebutuhan, baik kebutuhan
materiil maupun imateril, namun kita perlu menyadari bahwa harta
bukanlah segala-galanya dalam kehidupan dunia yang sementara ini.
Pembahasan qana’ah dalam sunan Ibnu Majah tersebut disebutkan pula
hadits dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki
yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu
Majah no. 4138).
Dalam bab yang sama pada Sunan Ibnu Majah disebutkan pula hadits,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ
هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
». قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ « عَلَيْكُمْ »
”Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallambersabda, ”Lihatlah pada orang yang berada di bawah kalian dan
janganlah perhatikan orang yang berada di atas kalian. Lebih pantas
engkau berakhlak seperti itu sehingga engkau tidak meremahkan nikmat
yang telah Allah anugerahkan -kata Abu Mu’awiyah- padamu.” (HR. Ibnu
Majah no. 4138,)
Taat
Pengertian Taat Taat secara bahasa artinya senantiasa tunduk dan patuh.
Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik terhadap perintah
Allah Swt, Rasul-Nya, maupun ulil amri (pemimpin).
Firman Allah Swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”(QS An Nisa:59)
Berdasarkan ayat di atas, Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman supaya taat kepada Allah Swt, Rasulullah saw, dan ulil amri
(pemimpin).
Dengan demikian perintah ketaatan itu dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
Taat kepada Allah Swt
Taat kepada Allah Swt berarti bahwa setiap mukmin harus melaksanakan
segala perintah-Nya sebagaimana yang terdapat didalam Al qur~an dan
menjauhi larangan-Nya. Karena apapun yang diperintahkan Allah Swt itu
mengandung maslahat (kebaikan) dan apa yang dilarang oleh-Nya mengandung
mudarat (keburukan).
Firman Allah Swt.
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran:32)
Taat kepada Rasul-Nya
Taat kepada Rasul-Nya berarti setiap mukmin harus melaksanakan
ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad Saw. Sebagai
rasul Allah Swt, beliau mempunyai tugas menyampaikan amanah kepada
umat-Nya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat kepada Allah Swt
juga harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad saw)
Firman Allah Swt :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (١٢)
“Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu
berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang.” (QS At Tagabun:12)
Taat kepada Ulil Amri (Pemimpin)
Taat kepada ulil amri berarti setiap mukmin harus taat kepada
peraturan-peraturan pemimpinnya selama tidak menyimpang dari ajaran
islam . Bahkan tidak hanya terhadap pemimpin, tetapi juga orang-orang
mempunyai yang kuasa atau kedudukan lebih tinggi, seperti anak kepada
orang tua, murid kepada guru, istri kepada suami, dan masyarakat kepada
pemimpin setempat.
عن ابي عمر رضي الله عنه عن النبي صل الله عليه و سلم قا ل على المرء
المسلم السمع والطاعة فيما احب وكره الا ان يوءمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة
(رواه مسلم)
“Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad SAW bersabda, Wajib bagi seorang
muslim mendengarkan dan taat sesuai dengan yang ia sukai dan apabila
diperintah untuk menjalankan maksiat jangan dengarkan dan jangan
taati.”(HR Muslim)
Contoh Perilaku Taat
Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt, Rasulullah Saw, maupun ulil amri adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.
b. Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji.
c. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak
tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu
lintas, tidak berbuat kekerasan, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan
sosial.
Qona'ah
Menurut bahasa Qanaah berarti merasa cukup.
Sedangkan menurut istilah, Qanaah berarti sikap rela menerima dan merasa
cukup atas apa yang telah di berikan Alloh SWT ,, sehingga mampu
menjauhkan diri dari sikap tamak, serakah, tidak puas dan perasaan
kurang.
Dengan demikian, Qanaah adalah sikap menerima dan menggunakan seuatu
pemberian Alloh SWT, sesuai dengan ketentuan Alloh dan kebutuhan yang
kita miliki.
Sesungguhnya orang yang Qanaah adalah orang yang sangat kuat, sederhana,
giat berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang dicita-
citakan. Namun apabila menemuai kegagalan dia tidak pernah berputus asa
dan kecewa, bahkan ia selau sabar dan berprasangka baik ( huznuzan )
dengan keputusan Alloh, karena dia punya keyakinan bahwa dibalik semua
peristiwa dalam hidup pasti ada hikmahnya.
Dalil naqli tentang Qana’ah
Surat Hud ayat 6
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ .كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِي
Artinya :” Tiada sesuatu yang melata di bumi melainkan ditangan Allah
rezekinya, dan Dia mengetahiu tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya ,Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”
Surat Al-Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ
الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ .وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya : “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit setakutan,kelaparan, dan kekurangan harta jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Disebutkan pula hadits Abu Hurairah berikut
,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى
النَّفْسِ »
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda, ”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak
harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa
cukup.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu
Majah no. 4137). Ghina nafsdalam hadits ini yang dimaksud adalah tidak
pernah tamak pada segala hal yang ada pada orang lain
عن عبد الله ابن عمرو رضى الله عنهما : ان رسول الله صلى الله عليه و سلم.
قال: قد افلح من اسلم ورزق كفافا وقنعه الله بما اتاه. (رواه مسلم)
Dari Abdillah bin Amr sesungguhnya Rasulullah saw bersabda; sungguh
beruntung orang yang masuk islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup
dengan apa-apa yang pemberian Allah. (HR Muslim)
Dalam hadits di atas terdapat pelajaran dari Ibnu Baththol di mana
beliau berkata ketika menjelaskan hadits dalam Shahih Bukhari,
يريد ليس حقيقة الغنى عن كثرة متاع الدنيا، لأن كثيرًا ممن وسع الله عليه
فى المال يكون فقير النفس لا يقنع بما أعطى فهو يجتهد دائبًا فى الزيادة،
ولا يبالى من أين يأتيه، فكأنه فقير من المال؛ لشدة شرهه وحرصه على الجمع،
وإنما حقيقة الغنى غنى النفس، الذى استغنى صاحبه بالقليل وقنع به، ولم يحرص
على الزيادة فيه
”Yang dimaksud kaya bukanlah dengan banyaknya perbendaharaan harta.
Karena betapa banyak orang yang telah dianugerahi oleh Allah harta malah
masih merasa tidak cukup (alias: fakir). Ia ingin terus menambah dan
menambah. Ia pun tidak ambil peduli dari manakah harta tersebut datang.
Inilah orang yang fakir terhadap harta (tidak merasa cukup dengan
harta). Sikapnya demikian karena niatan jelek dan kerakusannya untuk
terus mengumpulkan harta. Padahal hakikat kaya adalah kaya hati, yaitu
seseorang yang merasa cukup dengan yang sedikit yang Allah beri. Ia pun
tidak begitu rakus untuk terus menambah.”
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
مَنْ كَانَ طَالِبًا لِلزِّيَادَةِ لَمْ يَسْتَغْنِ بِمَا مَعَهُ فَلَيْسَ لَهُ غِنًى
”Siapa yang terus ingin menambah dan menambah lalu tidak pernah merasa
cukup atas apa yang Allah beri, maka iatidak disebut kaya hati.” (Syarh
Shahih Muslim, 7: 140).
Yang dimaksud qana’ah sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Baththol
الرضا بقضاء الله تعالى والتسليم لأمره علم أن ما عند الله خير للأبرار،
”Ridho dengan ketetapan Allah Ta’ala dan berserah diri pada
keputusan-Nya yaitu segala yang dari Allah itulah yang terbaik.” Itulah
qana’ah.
Apapun yang kita terima dari Allah Swt merupakan karunia yang tiada
terhingga. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita wajib bersyukur
kepada-Nya. Firman Allah Swt :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (٦)
“Dan tidak ada sesuatu binatang melata pun di bumi ini, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya.”(QS Hud : 6 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap rezeki yang kita peroleh adalah
dari Allah Swt, Akan tetapi, tidak berarti kita harus pasrah tanpa ada
ikhtiar atau usaha, justru kita dituntut untuk berusaha semaksimal
mungkin demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Sifat qanaah tidak
membuat orang mudah putus asa atas ujian dan cobaan yang diberikan Allah
Swt, baik berupa ketakutan, kelaparan, bencana, maupun kekurangan harta
benda. Akan tetapi, mereka akan tetap bersabar menerima ujian tersebut
dan tidak patah semangat untuk menjalani kehidupannya kembali.
Hal ini sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al qur`an surah Al Baqarah:155)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ
الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al
Baqarah:155)
Orang yang memiliki sifat qanaah merasa cukup dengan apa yang dia
dapatkan meskipun sedikit. Dengan demikian, hati kita bisa menjadi
tenang dan jauh dari sifat ketamakan. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad
saw, yang menjelaskan bahwa seseorang yang dapat melaksanakan hidup
dengan sifat qanaah, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung.
Sabda Nabi Muhammad SAW.
عن عبدالله ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
قد افلح من اسلم ورزق كفافا وقنعه الله بما اتاه (رواه مسلم)
“dari Abdillah bin Umar r.a berkata Rosululloh SAW, “Sungguh beruntung
orang yang masuk Islam mendapat rizki secukupnya dan ia merasa cukup
dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.”(HR. Muslim)
Sudah dijelaskan bahwa qona’ah merupakan sikap rela menerima dan merasa
cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa
tidak puas dan perasaan kurang. Meski demikian, orang-orang yang
memiliki sikap Qana'ah tidak berarti fatalis dan menerima nasib begitu
saja tanpa ikhtiar. Orang-orang hidup Qana'ah bisa saja memiliki harta
yang sangat banyak, namun bukan untuk menumpuk kekayaan. Kekayaan dan
dunia yang dimilikinya, dibatasi dengan rambu-rambu Allah SWT. Dengan
demikian, apa pun yang dimilikinya tak pernah melalaikannya dari
mengingat Sang Maha Pemberi Rezeki. Sebaliknya, kenikmatan yang ia
dapatkan justru menambah sikap qana'ahnya dan mempertebal rasa
syukurnya.
Adapun contoh bersikap qana’ah dalam kehidupan, diantaranya :
o Giat bekerja dan berusaha untuk mencapai hasil terbaik.
o Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak mudah kecewa dan berputus asa.
o Selalu bersyukur atas apa yang menjadi hasil usahanya, dan tidak
pernah merasa iri atas keberhasilan yang diperoleh orang lain.
o Hidupnya sederhana dan menyesuaikan diri dengan keadaan, tidak rakus dan tidak tamak.
o Selalu yakin bahwa apa yang didapatnya dan yang ada pada dirinya merupakan anugerah dari Allah SWT.
Perbuatan Qana’ah yang dapat kita lakukan misalnya puas terhadap apa
yang kita miliki saat ini, Maka hendaklah dalam masalah keduniaan kita
melihat orang yang di bawah kita, dan dalam masalah kehidupan akhirat
kita melihat orang yang di atas kita. Hal ini sebagaimana telah
ditegaskan Rasulullah dalam sebuah hadis:
عن ابى هريرة رضى الله عنه : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم. انظروا
الى من اسفل منكم, ولا تنظروا الى من هو فوقكم فهو اجدر ان لا تزدروا نعمة
الله عليكم. (متفق عليه)
Artinya; “Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat
orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian
agar kalian tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada
kalian.” (Muttafaqun Alaih)
Ketika berusaha mencari dunia, orang-orang Qana'ah menyikapinya sebagai
ibadah yang mulia di hadapan Allah yang Maha kuasa, sehingga ia tidak
berani berbuat licik, berbohong dan mengurangi timbangan. Ia yakin tanpa
menghalalkan segala cara apapun, ia tetap mendapatkan rizki yang
dijanjikan Allah. Ia menyadari akhir rizki yang dicarinya tidak akan
melebihi tiga hal; menjadi kotoran, barang usang atau bernilai pahala di
hadapan Allah.
Bila kita mampu merenungi dan mengamalkan makna dan pentingnya qona’ah
maka kita akan memperoleh ketenangan dan ketenteraman hidup. Dan
hendaknya diketahui bahwa harta itu akan ditinggalkan untuk ahli waris.
Contoh- contoh perilaku Qanaah :
selalu ikhlas menerima kenyataan hidup meskipun dengan keadaan yang sederhana
Tidak banyak berangan- angan dan berharap ynag melebihi batas kemampuan dan batas yang ada
Selalu berusah dan bekerja untuk memperbaiki nasib kehidupan pada masa yang akan datang.
Selalu berserah diri kepada Alloh SWT, baik dalam kehidupan lapang maupun sempit.
Tidak bersikap iri apalagi hasud kepada nikmat Alloh yang diterima oleh orang lain.
Selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan pleh Alloh SWT.
Berprasangka baik atas keputusan dan takdir Alloh
Menjauhkan diri dari sifat tamak, serakah, prasangka kurang baik .
Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan tidak mudah kecewa dan putus asa.
10.Bertawakal kepada Alloh SWT
11.Tidak tertarik oleh tipu daya manusia
12.Positive thinking terhadap ujian, cobaan, kegagalan bahkan nikmat dari Alloh SWT.
13.Dapat hidup sesuai dengan kebutuhan
14.Optimis tidak pesimis dan tidak putus asa
15.Tidak berlebihan arahnya membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan.
Tasamuh
Tasamuh berasal dari bahasam arab “ Tasamaha-yatasamahu-tasamuhun” artinya saling menghargai, menghomati, dan toleransi.
Menurut bahasa Tasamuh ialah suatu sikap yang menghargai dan menghormati
ornag lain yang memiliki perbedaan dengan dirinya. Baik suku bangsa,
ras, golongan, mahzab, organisasi, agama dsb.
Kita tidak boleh memandang rendah suku, bangsa, agam dan budaya lain
apalagi menghina, membenci bahkan menghakiminya. Dengan seseorang dapat
berhubungan dan bergaul secara rukun dan harmonis dengan orang lain
tanpa menghiraukan adanya perbedaan tertentu diantara mereka. Memiliki
sikap tasamuh artinya menyadari tentang kelemahan yang dimiliki. Di
dunia ini, tidak ada manusia yang sempurna, yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Orang memiliki
sikap tasamuh, misalnya dapat hidup berdampingan secara aman dan damai
dengan siapapun meskipun diantara mereka terdapat berbagai perbedaan,
namun perbedaan itu tidak dijadika sebagai sumber masalah dan
permusuhan.
Al- Qur’an Al Hujarat Ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya oaring yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah . Ialah orang yang paling
bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal,”(QS Al Hujrat 13
Al Ma’idah ayat 2
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُحِلُّواْ شَعَآئِرَ اللّهِ وَلاَ
الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلاَ الْهَدْيَ وَلاَ الْقَلآئِدَ وَلا آمِّينَ
الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَاناً
وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُواْ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ
أَن صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَن تَعْتَدُواْ
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى
الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
.....Dan tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan ) kebaikan dan
taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan (QS Al Maidah 2 )
Q.S Ali ‘Imran : 112
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا
إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ
مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ
بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka
(berpegang) pada tali (agama) allah dan tali (perjanjian) dengan manusia
Q.S Al-Kafirun : 1-6
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا
عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ
دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ ﴿٦
Katakanlah (Muhammad), “wahai orang-orang kafir !
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
Dan kamu tidak pernah ( pula ) menjadi penyembah apa yang aku sembah
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku
Islam mengajarkan agar para pemeluknya selalu bersatu dan tidak bercerai
berai, selalu hidup dalam damai dan penuh kasih sayang, bila terjadi
perselisihan dan perbedaan pendapat segeralah selesaikan dengan
sebaik-biknya. Bahkan terhadap pemeluk agama lainpun. Islam
memerintahkan umatnya untuk saling menghormati dan menghargai satu sama
lain.
Ada beberapa prilaku yang mencerminkan sikap tasamuh yaitu :
Meghormati pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain.
Tidak mencela atau memaki sesembahan pemeluk agama lain.
Saling membantu dalam bidang kemasyarakatan.
Lapang dada dalam menerima setiap perbedaan, dan tidak memaksaan kehendaknya sendiri.
Selalu menjaga ketenangan dan ketentraman di masyarakat, dan selalu
menciptakan hubungan yang baik dengan sesama warga masyarakat.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sebagai makhluk sosial kita harus
mengembangan sikap tenggang rasa dengan sesama manusia. Tidak
diperbolehkan saling berburuk sangka, saling menjelekan dan lain
sebagainya.
Tidak semena-mena terhadap orang lain Sebagai makhluk sosial yang hidup
ditengah tengah masyarakat, kita juga tidak dibenarkan berbuat
semena-mena terhadap orang lain sekalipun kita dapat melakukannya.
Gemar Melakukan kegiatan kemanusiaan. Barang siapa yang melapangkan
kehidupan dunia orang mukim, maka Allah akan melapangkan kehidupan orang
itu di hari kiamat. Dan barang siapa yang meringankan kesusahan orang
yang dalam kesusahan, Allah akan menghilangkan kesusahan orang itu di
dunia dan akhirat. (HR Muslim)
Fungsi tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat:
v Mendorong manusia agar saling tolong-menolong karena pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup sendiri
v Menumbuhkan sifat jujur dalam masyarakat
v Menumbuhkan sifat hormat-menghormati
v Menjauhkan sifat sombong karena sombong adalah awal kerusakan
v Mempererat persatuan dan kesatuan sesama umat manusia
v Menjaga norma-norma agama,social dan adat istiadat yang berlaku
Norma agama mengajarkan kepada manusia untuk berbuat kebajikan kepada
sesama karena manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki
harkat dan martabat yang sama, serta memiliki akaldan budi mulia. Dengan
akal dan budinya,manusia wajib menjalin hubungan yang baikdengan
lingkungan sekitarnya dan bersikap saling menghorati dan saling
mengasihi sesamanya. Setiap manusia dikaruniai hak-hak asasi yang harus
dihormati leh orang lain sehinga toleransi berfungsi sebagai pengikat
persatuan dan kerukunan.
SABAR
Pengertian Sabar
Sabar dalam arti bahasa adalah menghadapi cobaan (tidak lekas marah,
tidak lekas putus asa), dan tabah. Adapun seara istilah adalah menahan
diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridlo Allah
SWT.
Firman Allah SWT dalam Surah Lukman ayat : 17.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ
الأمُورِ (١٧)
“Bersabarlah terhadap musibah yang menimpa kamu sesungguhnya yang
demikian itu adalah sebaik-baiknya pekerjaan.’ (QS. Luqman : 17)
Dalam ayat tersebut, sebagai muslim kita dituntut untuk bersabar
terhadap musibah atau cobaan, seperti kematian, sakit, kelaparan atau
kegagalan atas sebuah cita-cita. Namun demikian, tidak berarti kita
hanya bersabar terhadap hal-hal yang tidak disukai tetapi bisa juga
berupa hal-hal yang disukai misalnya segala kenikmatan duniawi. Sabar
dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan
hawa nafsu.
Menurut Imam Al Ghazali, sabar merupakan ciri khas yang dimiliki
manusia. Binatang tidak memerlukan sabar karena diciptakan tunduk
sepenuhnya kepada hawa nafsu, bahkan hawa nafsu itulah satu-satunya yang
mendorong binatang untuk bergerak atau diam. Sedangkan malaikat, tidak
memerlukan sifat sabar karena memeng tidak ada hawa nafsu yang harus
dihadapinya. Malaikat cenderung kepada kesucian, sehingga tidak
diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesuciannya
itu.
Sabar dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu :
a. Sabar Menerima Cobaan Hidup
Cobaan hidup baik fisik maupun nonfisik akan menimpa semua orang,
seperti lapar, haus, rasa sakit da kerugian harta. (lihat firman Allah
SWT QS.Al Baqarah ayat 155-156). Oleh karena itu, untuk dapat bertahan
hidup di dunia ini dibutuhkan kesabaran dan ketegaran.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ
الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
(١٥٥)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun"
b. Sabar dari Keinginan Hawa
Nafsu Hawa nafsu menginginkan segala macam kenikmatan hidup, kesenangan
dan kemegahan dunia. Untuk mengendalikan segala keinginan itu diperlukan
kesabaran. Jangan sampai keseangan hidup di dunia ini, berupa harta
benda dan anak-aak menyebabkan seseorang lalai dari mengingat Allah SWT.
(lihat firman Allah SWT QS Munafiqun ayat 9)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا
أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ (٩)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka
Itulah orang-orang yang merugi.
c. Sabar dalam Taat Kepada Allah SWT.
Dalam hal beribadah kepada Allah SWT juga diperlukan kesabaran yang
berlipat gandsa mengingat banyaknya rintangan yang menggoda, baik dari
dalam maupun dari luar diri kita, seperti rasa malas, mengantuk dan
kesibukan yang menyita waktu kita untuk beribadah. (lihat firman Allah
SWT QS. Maryam : 65)
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا (٦٥)
Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat
kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia
(yang patut disembah)?
d. Sabar dalam Berdakwah
Jalan untuk berdakwah cukup melelahkan dan penuh dengan ujian, seperti
penghinaan dari orang-orang yang menyuklainya. Oleh karena itu
diperlukan kesabaran yang luar biasa dalam diri seorang dai untuk
menyampaikan kebenaran. (lihat firman Allah SWT QS. Luqman : 17)
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ
الأمُورِ (١٧)
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
e. Sabar dalam Perang
Dalam peperangan sangat diperlukan kesabaran, apalagi menghadapi musuh
yang lebih banyak atau lebih kuat. Sekalipun dalam keaadaan terdesak,
seorang prajurit islam tidak boleh lari meninggalkan medan perang,
kecuali hanya sebagai taktik semata. (lihat firman Allah SWT QS Al
Baqarah :177)
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ
عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ
السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى
الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ
فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ
صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (١٧٧)
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
f. Sabar dalam Pergaulan
Dalam pergaulan sesama manusia, baik antara suami istri, orang tua dan
anak, sesama tetangga, murid dan guru atau dalam masyarakat yang lebih
luas, akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung
perasaan. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran supaya tidak cepat marah
atau terhindar dari putusnya hubungan silaturrahmi.(lihat firman Allah
SWT QS An Nisa’ : 19)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا
النِّسَاءَ كَرْهًا وَلا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا
آتَيْتُمُوهُنَّ إِلا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ
تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (١٩)
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita
dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak
mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan
bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Contoh-contoh Perilaku Sabar
Berikut ini adalah contoh-contoh yang menampilkan perilaku sabar.
a. Menerima dengan rasa syukur semua nikmat maupun ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita.
b. Mengalah untuk kepentingan orang lain
c. Dapat menguasai nafsu amarah yang ada dalam diri kita
d. Memperhatikan cara bergaul dengan baik di dalam masyarakat
e. Jangan terlena oleh kehidupan duniawi, seperti harta, benda atau keluarga
Manfaat Sabar dalam Kehidupan
Sabar memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan ini.
Sabar dapat menjadikan kehidupan ini penuh kesejukan, dapat mengubah dunia penuh kedamaian.
Adapun manfaat-manfaat sabar dalam kehidupan diantaranya :
Mendorong tercapainya cita-cita
Mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan
Memiliki semangat hidup dan tidak mudah putus asa
Dapat menciptakan kedamaian hidup
Terhindar dari hal-hal yang buruk, selamat dari godaan hawa nafsu
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari keterangan tersebut dan
agar senantiasa mengembangkan dan mengedepankan sifat ketaatan dan
kebersamaan serta kesabaran dalam pergaulan dan menerima saran dari
orang lain demi kemajuan kita. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar